SuaraTani.com – Lebak | Pekan depan, padi huma (darat) yang dibudidayakan secara tradisional oleh petani Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memasuki masa panen raya.
Menurut tradisi Baduy dalam, hasil panen padi dapat digunakan untuk memenuhi persedian pangan keluarga dan sebagai bahan barter (saling tukar barang) dengan pihak lain untuk memperoleh kebutuhan di luar pangan.
“Kami pekan depan secara serentak sudah memasuki panen padi huma. Saat ini kami sudah mulai mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk panen, termasuk ritual adatnya,” kata Lutfi (58), seorang petani yang tinggal di kawasan hak ulayat Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Rabu (6/3/2019).
Meskipun dibudidayakan secara tradisional tanpa pupuk dan pestisida kimia, panen padi huma tahun ini dinilai sangat bagus karena relatif kecil serangan hama maupun penyakit terhadap tanaman padi huma tersebut.
Kemungkinan besar panen padi huma seluas satu hektare sudah cukup membantu persedian pangan keluarga. Menurut pengakuan Lutfi, hingga kini dirinya belum pernah membeli beras karena setiap panen padi huma selalu dapat menyimpan gabah di gudang “leuit” atau lumbung pangan.
“Apabila, persedian beras habis maka gabah yang disimpan di gudang leuit itu dijadikan beras. Kami sangat terbantu persedian pangan keluarga melalui panen padi huma itu,” katanya.
Panen padi huma bagi masyarakat Baduy merupakan tradisi bercocoktanam sesuai adat yang tidak memperbolehkan bercocok tanam di lahan persawahan. Petani Baduy menanam padi huma di lahan-lahan perbukitan dan selalu berpindah-pindah agar tanaman padi tumbuh subur dan menghasilkan panen raya yang melimpah.
Petani Baduy memanem padi huma selama enam bulan dari hari setelah hari tanam, karena menggunakan benih lokal.
“Kebanyakan panen padi huma itu diperoleh dari padi huma yang ditanam sejak September 2018 lalu,” jelasnya.
Sementara itu, petani Baduy bernama Lasman, (55) mengatakan dirinya siap melaksanakan panen padi huma pada pekan depan karena gabah padi sudah menguning. Panen padi huma di lahan milik Perum Perhutani itu seluas 1,5 hektare dan diperkirakan bisa menghasilkan tiga ton gabah kering pungut (GKP).
“Kami merasa lega panen padi huma cukup bagus, sehingga dapat membantu persedian pangan keluarga,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pemerintah daerah mengapresiasi petani Baduy karena persedian pangan melimpah dengan penduduk 11.600 jiwa itu.
“Petani Badui didasarkan pada kearifan lokal dengan bercocok tanam di lahan-lahan perbukitan. Kami belum pernah mendengar masyarakat Badui mengalami krisis pangan,” ungkap Dede.
Ssampai saat ini, masyarakat Baduy tercatat memiliki 4.000 lumbung pangan dan belum pernah terjadi kehabisan gabah dari hasil panen padi huma. Karena itu, masyarakat Badui hingga kini mempunyai ketahanan pangan yang kuat. *(k/Henry)