SuaraTani.com – Medan | Pemerintah Jerman memberikan hibah dan bantuan teknis untuk kegiatan pengelolaan kelapa sawit dan karet berkelanjutan atau ramah lingkungan (Sustainable Agriculture Value Chain on Rubber & Palm Oil/SAVC) selama tahun 2019 hingga 2022.
Bantuan ini diberikan untuk membantu Indonesia mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan mengacu Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).
Saat ini, berdasarkan data sudah ada 413 sertifikat ISPO yang diterbitkan, sebanyak 407 sertifikat perusahaan, 6 sertifikat pekebun (1 asosiasi, dan 5 Koperasi Unit Desa), dengan total luas kebun sawit 2,34 juta hektare dan CPO 10,2 juta ton/tahun.
“Kami tertarik membantu karena memiliki juga sangat perhatian terhadap pembangunan yang berbasis sumber daya alam yang bisa diperbaharui, baik sebagai sumber energi/bionenergi maupun bahan baku industri seperti karet dan crude palm oil (CPO)/minyak sawit,” jelas Direktur Jenderal Kehutanan, Keberlanjutan dan Sumberdaya Terbarukan, Kementerian Pangan dan Pertanian Jerman, Clemens Neumann, mewakili Pemerintah Jerman, seperti lansir dari situs resmi Kementa, Kamis (15/11/2018).
Sebelumnya, Neumann dan tim telah melihat langsung ke beberapa perusahaan kelapa sawit yang sudah mendapat sertifikasi ISPO di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, terutama di sekitar Taman Nasional Sentarum yang terdapat banyak petani karet dan sawit.
Pemerintah Jerman telah memberikan hibah dan bantuan teknis untuk membantu masyarakat sekitar Sentarum untuk turut menjaga lingkungan, sekaligus memberikan pengembangan kapasitas agar mendapat manfaat ekonomis dengan meningkatkan produktifitas karet dan sawit.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Bambang, di tempat yang sama, berharap ke depan Pemerintah Jerman turut berperan dalam mendukung upaya Indonesia mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan, hingga bisa mengakui atau meregkonisi sertifikasi ISPO.
“Dari data yang ada, hingga September 2018, ekspor sawit Indonesia ke Jerman telah mencapai 105,9 juta kg, dengan nilai mencapai USD 72,7 juta. Dengan teknologi yang dimiliki Jerman, kita berharap, bisa turut mendukung hilirisasi dan pemanfaatan limbah produk sawit agar pendapatan petani lebih meningkat lagi,” ujar Bambang.
Setelah pertemuan tersebut, Neumann yang didampingi staf Kedutaan Besar Jerman Jakarta, lembaga pembangunan Jerman (GIZ), serta Deputi Kepala Divisi Sustainibilitas dan Perubahan Iklim itu bersepakat untuk melanjutkan permbicaraan untuk menyepakati sejumlah langkah kerjasama teknis, termasuk beberapa usulan dari Indonesia, seperti capacity building bagi pekebun, penguatan kelembagaan petani, hingga akses pasar di Jerman bagi produk sawit bersertifikat ISPO. *(renita)