SuaraTani.com – Medan| Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan diperkirakan akan bergerak di level support 5.939 sampai 5.767 dan resistance di level 6.100 sampai 6.200.
“Investor kami rekomendasikan SOS ketika pasar menguat dan melakukan pembelian kalau terjadi koreksi dalam di pasar,” ujar Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama, Minggu (1/12/2019).
Dia mengatakan IHSG maasih berpeluang turun test level 5.524 dalam beberapa pekan ke.depan.
“Masih Negatifnya berita global dan regional ditambah beberapa khasus didalam negeri membuat kami menurunkan target IHSG di akhir tahun ke level 6.220,” paparnya.
Dia menyebutkan Kami perkirakaan pasar juga masih akan memantau proses pemakzulan terhadap Trump.
Kesaksian Gordon Sondland, Duta Besar AS untuk Uni Eropa mengatakan Presiden mengarahkan pengacara pribadinya Rudy Giuliani untuk mengejar “quid pro quo” dengan Ukraina.
Sebelumnya, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi , mengatakan Trump telah mengakui suap dalam skandal Ukrainadan menuduhnya melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulan di bawah Konstitusi AS.
Proses ini bisa mengagalkan peluang Trump maju dan terpilih kembali sebagai Presiden AS, dan dikawatirkan dapat membuat Trump bertindak keras dalam melakukan perundingan perdangan dengan China.
Pemilu di Inggris masih akan menjadi perhatian pasar. Jajak pendapat di Inggris menjelang pemilu 12 Desember yang menunjukkan PM Boris Johnson berada di jalur kemenangan dan mendapat dukungan mayoritas Parlemen.
Dari dalam negeri kisruh pembubaran Reksadana terbukti menekan kinerja IHSG, di mana di awal pekan ditengah optimism negosiasi perang dagang AS China IHSG mengalami tekanan turun.
Senin, Selasa dan Rabu Dow membuat rekor kenaikan baru, tetapi IHSG tertekan akibat aksi jual Reksadana yang di bubarkan.
Terbukti beberapa saham blue chip yang ada didalam list produk yang di buarkan telah mengalami tekanan jual selama sepekan. Bila aksi jual pembubaran reksadana telah berakhir maka tekanan jual akan berkurang.
Semoga tidak terjadi aksi panik jual akibat kerugian yang terialiasi.
“Kami masih memantau aksi OJK, yang bila konsisten dengan keputusannya mungkin masih akan membubarkan beberapa produk reksadana akibat janji return. Hal ini masih akan memberikan tekanan jual pada pasar saham,” ujar Hans Kwee. *(desi)