Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Soal Beras Berkutu, Kepala Bapanas: Beras yang Didistribusikan Wajib Berkualitas Baik

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa beras yang didistribusikan kepada masyarakat harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. 

“Beras yang didistribusikan ke masyarakat itu mesti dalam kondisi yang baik. Karena ini berkaitan dengan aspek keamanan pangan di mana hal itu menjadi keharusan.” ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, Senin (17/3/2025) di Jakarta. 

Hal ini disampaikan Arief menanggapi temuan beras berkutu di salah satu gudang Bulog di Yogyakarta beberapa waktu lalu.  

Dikatakannya, beras yang tersimpan di gudang Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah itu harus dicek setiap saat, yang artinya ini lebih ke teknis. 

"Jadi kepala gudang, pimpinan cabang, pimpinan wilayah harus benar-benar menjaga kualitas daripada beras yang ada.” tambah Arief. 

Terkait dengan apakah beras berkutu yang ditemukan oleh Komisi IV DPR RI layak untuk dikonsumsi, Arief menegaskan, beras tersebut harus melalui proses treatment pengendalian hama melalui fumigasi sehingga memenuhi standar keamanan pangan agar layak dikonsumsi. 

“Jadi beras itu memang ada umur simpannya, misalnya ada yang 8 bulan atau 9 bulan, sehingga tentunya harus ada treatment untuk menjaga kualitas beras tersebut tetap baik. Yang tidak boleh itu adalah membiarkan kutu berkembang biak tanpa penanganan sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi,” tegas Arief. 

Terkait stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) secara nasional saat ini mencapai sekitar 1,9 juta ton, Arief mengingatkan bahwa pemeliharaan stok harus dibarengi dengan peningkatan sistem untuk memastikan kualitas tetap terjaga. 

“Stok yang ada harus dikelola dengan baik, selama kadar airnya tidak melebih 14 persen maka kualitasnya masih dapat dipertahankan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, beras memang merupakan komoditas pangan yang bisa diserang hama ketika proses penyimpanan. Terlebih CBP disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama.

“Beras sebagai komoditas pangan berpotensi terkena serangan hama selama penyimpanan. Apalagi beras ini sebagai cadangan pangan pemerintah yang disimpan dalam waktu yang relatif lama,” ujar Suyamto, Minggu (16/3/2025).

Ia juga mengungkapkan, Bulog telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah meluasnya serangan hama tersebut. 

Menurutnya, Bulog kini sudah menerapkan konsep Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) dan monitoring kualitas dan serangan hama secara rutin oleh petugas gudang.

“Tindakan perawatan kualitas juga kita lakukan apabila terjadi serangan hama dengan spraying (penyemprotan) dan fumigasi, untuk memastikan beras yang dikeluarkan dari gudang bebas dari hama (kutu),” katanya. * (putri)