SuaraTani.com - Tangerang| – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) memfasilitasi kepulangan tiga jenazah Pekerja Migran Indonesia dari Korea Selatan (Korsel) ke daerah asalnya.
Dua di antaranya yakni Mohammad Farukkeffero (43) asal Bangkalan dan Agus Muslim (33) asal Cirebon.
Keduanya merupakan Pekerja Migran Indonsia Anak Buah Kapal (ABK) korban terdamparnya dua kapal ikan Korea Selatan “Samgwangho” dan “33 Manseonho” di karang sekitar perairan Pulau Ttukki, Jeju pada Sabtu (1/2/2025).
Adapun Antonius Hermawan (44) adalah Pekerja Migran Indonesia skema penempatan G to G sektor mannufaktur asal Banyuwangi yang meninggal karena sakit asma di asramanya.
Direktur Jenderal Pemberdayaan KP2MI, M. Fachri Labalado, menjelaskan, pada Sabtu (1/2/2025) sekitar pukul 09.24 waktu setempat, KBRI Seoul mendapat informasi dari Korean Coast Guard (KCG) dan Kementerian Luar Negeri ROK adanya insiden yang menimpa dua kapal ikan Korea Selatan tersebut.
“Terdapat 10 ABK yang menjadi korban insiden dua kapal Korsel tersebut dengan rincian 3 Pekerja Migran ABK kapal Samgwangho dan 7 PMI ABK Kapal Manseonho. 7 Orang Selamat, 2 Orang meninggal dunia, dan 1 orang belum ditemukan,” ujar Fachri dalam siaran pers yang dikutip, Senin (11/2/2025).
Fachri menyampaikan, berdasarkan Sertifikat Surat Kematian dari Klinik Dongsan Obstetrician di Daegu, Korea Selatan tanggal 1 Februari 2025, disebutkan Antonius Hermawan meninggal pada 1 Februari 2025 pada pukul 00.00-10.00 waktu setempat.
“Setelah tidak dapat dihubungi baik melalui chat dan telepon pada Jumat (31/1/2025), rekan-rekannya beinisiatif untuk menengoknya pada Sabtu (1/2/2025). Namun pintu terkunci sehingga dilakukan pendobrakan dan ia ditemukan telah meninggal,” paparnya.
Fachri mengatakan, berdasarkan keterangan dari rekannya, Antonius sering membawa obat dan memang mempunyai riawayat penyakit asma.
Selain memfasilitasi kepulangan Jenazah ke daerah asal, Fachri menambahkan, KP2MI akan terus berkoordinasi dengan Perwakilan RI di Korea Selatan terus memantau terkait PMI ABK yang belum diketemukan dan 7 PMI ABK yang selamat.
“Dari pihak Indonesia terutama perwakilan kita di Kemlu dan pihak terkait sedang komunikasi secara intensif dengan pemerintah Korsel untuk proses pencarian kepada satu PMI kita belum ditemukan,” pungkasnya. * (wulandari)