SuaraTani.com - Jakarta| Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Badan Karantina Indonesia menggelar rangkaian rapat koordinasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen NFA dalam mengawal ketahanan pangan sekaligus mendukung peningkatan daya saing produk nasional di pasar global.
Rapat koordinasi yang diselenggarakan pada 17-19 Februari 2025 ini menjadi bagian dari persiapan menghadapi audit dari General Administration of Customs China (GACC) yang dijadwalkan pada 9 Maret 2025.
Kegiatan ini juga sejalan dengan Asta Cita ke-2, yakni memperkuat sistem pertahanan dan kemandirian bangsa, termasuk dalam aspek swasembada pangan.
Keberhasilan ekspor durian segar ke Tiongkok diharapkan turut berkontribusi dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 8%.
Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan (PPKSMP) Bapanas, Brigjen Pol Hermawan, menegaskan, ekspor durian segar ini merupakan bukti keberhasilan swasembada pangan.
Selain itu juga langkah konkret dalam hilirisasi produk pertanian guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Dikatakan Hermawan, Bapanas memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan fungsi koordinasi, perumusan, serta penetapan kebijakan terkait keamanan pangan segar.
"Setiap produk pangan yang diperdagangkan, baik di dalam maupun luar negeri, harus memenuhi standar keamanan yang telah ditetapkan, sejalan dengan Agreement on the Application of Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS Agreement)," ujar Hermawan dalam siaran pers yang dikutip, Sabtu (22/2/2025) di Jakarta.
Sebagai tindak lanjut dari rapat tersebut, dilakukan peninjauan langsung ke dua rumah kemas, yakni PT Nusantara King Fruit di Kota Palu dan PT Sentra Pangan Sejahtera di Kabupaten Parigi Moutong.
Selain itu, dua lokasi kebun di Kecamatan Kasimbar dan Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, juga dikunjungi untuk memastikan kesiapan menghadapi audit GACC.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa rumah kemas telah melakukan berbagai perbaikan berdasarkan rekomendasi dari tim auditor Direktorat PPSKMP NFA.
Beberapa aspek utama yang menjadi perhatian dalam peninjauan ini meliputi implementasi standar sanitasi dan higiene rumah kemas, pencatatan dan rekaman proses, desain dan pelabelan kemasan, serta sistem ketertelusuran produk.
Hermawan menambahkan, Bapanas bersama Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah telah menyiapkan 14 rumah kemas durian beku sejak 2024, dengan tujuh rumah kemas saat ini dalam proses untuk durian segar.
"Kami memastikan implementasi standar sanitasi dan higiene rumah kemas, membangun sistem ketertelusuran, serta mendampingi persiapan bisnis proses dan SOP agar ekspor durian ini berjalan lancar," ujarnya.
Pelaku usaha yang telah terdaftar dalam audit GACC diharapkan dapat mempertahankan komitmennya dan segera menyelesaikan seluruh perbaikan yang diperlukan sebelum pelaksanaan audit.
Untuk memastikan kesiapan, beberapa langkah tindak lanjut telah disepakati, di antaranya tim auditor akan melakukan pendampingan dan monitoring serta simulasi guna menguji kesiapan rumah kemas dalam menghadapi audit GACC.
Bapanas mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dukungan terhadap ekspor komoditas hortikultura semakin diperkuat.
"Kami telah mendukung ekspor pala, kopi, dan pinang dengan menerbitkan 588 sertifikat kesehatan, serta ekspor nanas, manggis, salak, pisang, dan durian dari 86 rumah kemas," kata Hermawan.
Ia berharap keberlanjutan dukungan terhadap rumah kemas durian dapat mempercepat pertumbuhan ekspor durian, yang terus mengalami peningkatan sejak 2022.
Hermawan juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara Bapanas, Badan Karantina Indonesia, Kementan, Kemenko Bidang Pangan, Dewan Ekonomi Nasional, pemerintah daerah, serta pelaku usaha.
Kolaborasi dimaksdukan dalam membangun tata niaga ekspor yang sesuai dengan standar keamanan dan mutu pangan segar.
"Kami berharap seluruh pelaku usaha yang akan menjalani audit dapat menjalankan seluruh prosedur dengan baik, sehingga ekspor durian ke Tiongkok dapat terus meningkat dan memberikan manfaat ekonomi bagi bangsa," tutupnya. * (puteri)