Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemerintah Matangkan Strategi Penyerapan Gabah dan Beras

Rapat Koordinasi Bidang Pangan dipimpin oleh Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Medan, Selasa (21/1/2025). foto: ist

SuaraTani.com - Medan| Perum Bulog diharapkan dapat mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani. Sehingga proyeksi kuantitas produksi beras di tahun ini dapat meningkat.

"Yang menjadi perhatian kita semua adalah bagaimana Bulog dapat mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani kita. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah dan beras, tolong kita perjuangkan bersama," papar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

Arief mengatakan itu saat menyampaikan gagasannya dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang digelar di Medan, Selasa (21/1/2025).

Ia optimis panen padi tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun lalu. 

"Saat ada serapan dari Bulog, nanti itu bisa dipakai untuk intervensi pasar dan program pemerintah bagi masyarakat. Jadi kita perlu perjuangkan nasib petani dengan penyerapan optimal agar harga petani tidak jatuh," lanjutnya.

Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras dalam 3 bulan pertama di tahun ini dapat mencapai total sekitar 8,59 juta ton. Rinciannya Januari di 1,31 juta ton dan Februari di 2,08 juta ton, serta Maret di 5,20 juta ton. 

Apabila proyeksi ini tercapai, maka jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, produksi beras telah mengalami peningkatan hingga 50,97 persen. Ini karena Januari sampai Maret di 2024, produksi beras total berada di angka 5,69 juta ton.

"Saat produksi meningkat, kita perlu menjaga hulu dan hilir. Hilirnya, hari ini inflasi sangat stabil. Nilai tukar petani terus terjaga cukup baik. Bapak Menko Pangan tadi pesannya petani dan peternak kita jangan sampai merugi. Apalagi pada saat panen raya. Jadi ini mohon menjadi perhatian kita semua," ucap Arief.

Terkait dengan perkembangan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP), sesuai data BPS, indeks NTPP saat momentum panen raya selalu berada melebihi 100 poin dalam 2 tahun terakhir. 

Di puncak panen raya tahun 2023 di bulan Maret dan April, NTPP berada di 103,83 dan 104,06. Sementara pada puncak panen raya tahun 2024 yang ada di bulan April dan Mei, NTPP tercatat di 105,54 dan 104,63.

"NTPP yang stabil lebih dari 100 harus kita jaga terus, apalagi saat momentum panen raya berlangsung. Di panen raya tahun ini juga harus begitu. Mari kita perjuangkan secara gotong royong," harap Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam sesi konferensi pers seusai Rakor, meminta kebijakan HPP gabah dan beras, serta Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung dapat diupayakan bersama.

"(Dalam waktu dekat) ini akan masuk panen raya, baik beras maupun jagung. Pemerintah sudah memutuskan HPP gabah menjadi Rp6.500 (per kilogram/kg) dari 6.000 (per kg). HAP jagung Rp5.500 (per kg) dari Rp5.000 (per kg). Tentu garda terdepan, Bulog akan menyerap, tapi perlu kerja sama semua pihak," kata Zulhas.

"Gubernur (dan) para Bupati semua, kita bertanggung jawab untuk mengerahkan seluruh kekuatan kita, membeli hasil gabah dan jagung yang panennya mungkin dalam bulan Februari, Maret, April. (Proyeksinya) 2 kali lipat, 2 kali lebih besar. (Ini) kabar gembira tentunya," jelasnya.

"Oleh karena itu, perlu kesiapan dan kerja sama dukungan semua pihak untuk menyerap gabah itu, agar harganya tidak turun, agar tidak merugikan petani di waktu panen raya (dalam) 2-3 bulan ini," sebut Menko Zulhas.

Terakhir, Menko Pangan Zulhas mengajak segenap pimpinan daerah untuk bahu membahu menyukseskan seluruh program pemerintah. Ia katakan hal itu demi mewujudkan Indonesia menjadi negara maju sekurang-kurangnya dalam 10 tahun mendatang. * (junita sianturi)