Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perlu Strategi Tingkatkan Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari di 2030

Perlu strategi yang efektif dan selektif sebagai upaya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meningkatkan lifting minyak bumi. foto: ist

SuaraTani.com - Riau| Anggota Komisi XII DPR RI Mulyadi menekankan pentingnya strategi yang efektif dan selektif sebagai upaya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meningkatkan lifting minyak bumi. 

Menurutnya, PHR saat ini menggunakan dua pendekatan utama untuk meningkatkan lifting, yaitu workover (pemeliharaan sumur lama) dan infill drilling (pengeboran sumur baru). Kedua strategi ini memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing.

“Kami menyoroti pentingnya strategi infill drilling dilakukan secara selektif. Mengingat biaya pengeboran sumur baru sangat tinggi. Kami meminta PHR untuk memastikan lokasi-lokasi yang dipilih benar-benar potensial dan menghasilkan tambahan produksi yang signifikan. Jangan sampai ada pemborosan,” tegas Mulyadi saat Kunjungan Reses ke Pekanbaru, Riau, Rabu (11/12/2024).

Kunjungan Kerja Reses tersebut untuk meninjau pencapaian dan tantangan PHR dalam mengelola salah satu blok minyak terbesar di Indonesia.

Di sisi lain, kata Mulyadi, workover dan well intervention (WOWI) dinilai lebih efisien dalam menambah produksi minyak dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengeboran sumur baru. 

"Metode ini terbukti memberikan kontribusi penambahan barel per hari yang cukup besar. Namun, infill drilling tetap diperlukan, dengan catatan harus berbasis pada analisis yang mendalam,” jelasnya.

Komisi XII DPR RI juga memberikan dukungan penuh kepada PHR untuk mencapai target lifting nasional sebesar 1 juta barel per hari (barel per day/bpd) pada 2030, sesuai dengan arahan pemerintah. 

Saat ini, PHR berkontribusi sebesar 157.839 bpd, atau sekitar 27% dari total produksi minyak nasional sebesar 577.120 bopd, menurut data SKK Migas per 31 Oktober 2024.

“PT Pertamina Hulu Rokan memegang peranan penting dalam mencapai target produksi minyak nasional. Kami di Komisi XII ingin memberikan masukan agar target ini tercapai secara efektif dan efisien,” ungkapnya.

Ke depan, Komisi XII berencana mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan PHR dan SKK Migas untuk mendalami lebih lanjut kendala dan peluang dalam strategi lifting minyak. 

"Kami optimistis dengan pengelolaan yang tepat, blok Rokan dapat terus menjadi andalan dalam mendukung cita-cita swasembada energi nasional," tutup Mulyadi.

Dengan strategi yang terarah, PHR diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitasnya, tidak hanya untuk mendukung target lifting nasional tetapi juga untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia. * (putri)