SuaraTani.com - Jakarta| Komisi IV DPR RI mendukung langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meningkatkan produktivitas budidaya perikanan air tawar di Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk menyokong program swasembada pangan.
Kondisi geografis yang luas dapat dimaksimalkan untuk mengembangkan budi daya ikan patin dan nila.
“Kunjungan kerja reses ini untuk memastikan upaya Pemerintah dalam rangka swasembada pangan. Dan, memastikan kegiatan perikanan baik darat, tawar dan laut semakin maju,” ujar Wakil Ketua Komisi IV, Ahmad Yohan sebagai ketua rombongan kunker reses di Kalteng, dalam siaran pers KKP, Senin (9/12/2024).
Kegiatan perikanan menurutnya memegang peranan penting dalam memenuhi asupan gizi masyarakat. Hal ini lantaran 50 persen kebutuhan protein berasal dari hasil perikanan.
Untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya, Ahmad Yohan bersama KKP mengupayakan kemudahan memperoleh pinjaman modal bagi pembudidaya tradisional.
“DPR bersama KKP akan terus memfasilitasi dan berkoordinasi dengan pihak Perhimpunan Bank Negara (Himbara) untuk memerangi agar pembudidaya tradisional tidak terjerat pinjaman online (pinjol) atau rentenir. Kucuran KUR ini sangat diharapkan masyarakat pembudidaya tradisional dan jangan dipersulit,” tegas Yonan.
Ia menemukan kendala lain yang dihadapi pembudidaya ikan air tawar di Kalteng yakni sulitnya akses jalan produksi. Padahal sarana jalan produksi akan mempengaruhi sukses tidaknya program swasembada pangan, sehingga pembudidaya tidak kesulitan mengangkut hasil panen.
“Kami minta kepada Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Kapuas agar dapat mendukung kelancaran jalan akses produksi budidaya sehingga peningkatan kesejahteraan pembudidaya dapat tercapai sesuai dengan yang ditargetkan,” jelas Yohan.
Yohan berharap semoga anggaran KKP bisa bertambah untuk menggenjot produksi benih ikan bermutu dan meningkatkan produksi pakan mandiri yang berkualitas dalam membantu kelompok pembudidaya ikan tradisional meningkatkan produksinya secara berkelanjutan.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Tb Haeru Rahayu menyebut, Kalteng merupakan provinsi terluas di Indonesia atau setara dengan 1,5 kali Pulau Jawa.
Kondisi geografis yang didominasi oleh lahan gambut punya potensi besar untuk kegiatan budi daya ikan patin. Khusus Kabupaten Kapuas, produksi saat ini mencapai 12.850 ton per tahun.
“Usaha budi daya ikan di lahan gambut memiliki potensi yang menjanjikan. Dengan pengelolaan lahan yang baik, lahan gambut dapat dijadikan kolam ikan air tawar yang produktif seperti ikan patin dan ikan nila,” ujar Tebe.
Tebe merasakan semangat pembudidaya di Kapuas sangat tinggi. Meskipun sering menghadapi tantangan seperti air gambut dengan pH rendah, namun dengan keuletan mengelola lahan, maka usaha budi daya ikan dapat berjalan berkelanjutan.
Sementara itu, Plt. Kepala Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin Samsul Bahrawi telah menyalurkan dukungan bantuan benih ikan patin siam dan ikan nila berkualitas kepada kelompok pembudidaya ikan di Kapuas.
Ikan patin siam memiliki nilai ekonomi tinggi dan cenderung lebih tahan terhadap oksigen rendah dan keasaman air. Sedangkan ikan nila sebagai salah satu komoditas unggulan KKP mampu juga memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi.
“Selain pertumbuhan cepat, ikan patin siam juga dengan cepat beradaptasi pada kondisi perairan di Kalimantan Tengah seperti di Kapuas. Tentunya ini mengurangi angka kematian yang menyebabkan kerugian,” papar Samsul.
Samsul menerangkan, benih dari BPBAT Mandiangin dan Instalasi Budi Daya Ikan Lahan Gambut (IBILAGA) Pulang Pisau berasal dari induk hasil pemuliaan.
Benihnya adaptif terhadap lingkungan dengan tingkat kelangsungan hidup (SR) bisa menembus angka 85-90 persen dibandingkan benih dari luar hanya mencapai 60-70 persen.
Keunggulan lainnya menggunakan benih dari BPBAT Mandiangin dan IBILAGA Pulang Pisau yakni jarak dan waktu tempuh dari sumber benih ke lokasi budi daya relatif lebih dekat.
Hal itu diamini Ketua Pokdakan Basarang Harapan Kita, Singkir. Dia mengakui bahwa usaha budi daya ikan nila dan ikan patin merupakan peluang usaha yang cukup menggiurkan, karena serapan di pasar domestik maupun ekspor sangat besar.
Saat ini Pokdakan Basarang Harapan Kita beranggotakan 42 orang dengan luas lahan yang dikelola sebesar 17 ribu meter persegi atau sebanyak 148 unit kolam produksi. Kapasitas produksi bisa mencapai 15 ton per anggota per panen.
“Mayoritas benih yang kami gunakan adalah benih dari IBILAGA Pulang Pisau dan kami juga sudah dibekali informasi teknologi dari BPBAT Mandiangin untuk produksi pakan ikan mandiri sehingga mampu menekan biaya produksi hingga 30%,” kata Singkir. * (putri)