SuaraTani.com - Tanjung Balai| Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merupakan jalur sibuk di wilayah Selat Malaka yang rawan sekaligus memiliki potensi besar sebagai jalur perdagangan baik domestik maupun internasional.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean saat ramah tamah dengan pemerintah Kota Tanjungbalai sebelum membuka Rapat Koordinasi Wilayah Sumatera Utara (Rakorwil Sumut), Rabu (20/11/2024).
"Ada dua keuntungan jika kita bisa menjadikan Tanjungbalai ini menjadi hub. Yang pertama adalah pengawasan karantina yang lebih terkendali, karena satu pintu. Yang kedua, potensi bagi peningkatan pendapatan daerah," jelas Sahat.
Ia mengatakan itu di depan Pjs Walikota Tanjungbalai Baharuddin Pabba serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Tanjungbalai.
Menurut Sahat, potensi tersebut harus didukung oleh semua instansi terkait, baik pusat maupun daerah dari sisi regulasi serta pembagian kewenangannya.
Pjs Walikota Tanjungbalai, Baharuddin juga menyampaikan bahwa jalur di wilayahnya merupakan jalur yang ramai serta rawan.
Karena itu, pihaknya mendukung penuh tugas dan fungsi Barantin dalam melakukan pengawasan terhadap lalulintas komoditas hewan, ikan dan tumbuhan.
Begitu juga dengan produk turunannya dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit yang dapat mengancam sumber daya alam hayati di wilayah Tanjungbalai.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Karantina Sumut, N Prayatno Ginting mengatakan, Tanjungbalai merupakan pintu masuk dan keluar pariwisata terutama ke wilayah Malaysia.
Sehingga perlu mendapatkan pengawasan yang optimal terkait lalulintas media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), hama penyakit ikan karantina (HPIK) maupun organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
"Saya harap semua Kepala Balai Karantina di wilayah Sumatera bisa secara terbuka dan menyampaikan permasalahan yang ada agar kita bisa carikan solusi bersama-sama," pungkas Sahat, saat membuka Rakorwil Sumut. * (junita sianturi)