SuaraTani.com - Jakarta| Polri mempersiapkan SMA Taruna Kemala Bhayangkara sebagai SMA unggulan. SMA dengan kurikulum International Baccalaureate (IB) ini ditargetkan beroperasi pada 2026.
“2025 Kami harapkan sudah mulai progress, semua fasilitas sudah dibangun. 2026 Januari insyaAllah semuanya bisa terlihat dan operasional full. Sebenarnya tahun 2025 kita akan sudah coba merekrut dosen dan siswa,” kata Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis yang dikutip, Sabtu (16/11/2024).
Irjen Dedi menyampaikan paparan ini kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ketua Umum Bhayangkari Juliati Sigit dan jajaran pejabat Utama Polri serta pengurus pusat Bhayangkari di Ruang Perjamuan Kapolri, Mabes Polri, Jumat (15/11/2024).
Dalam kegiatan ini mewakili Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia (YPKBI), Dirgayuza Setiawan juga nampak hadir.
“Harapan target kami di 2024 seluruh legalitas dan persiapan-persiapan dalam angka pembangunan SMA Kemala Taruna Bhayangkara ini bisa kami wujudkan,” ucap dia.
Ia mengatakan, pembangunan SMA Taruna Kemala Bhayangkara mengutamakan empat dimensi keberhasilan yakni teknologi, kualitas pengajar, penerapan kurikulum hingga ketersediaan sarana dan prasarana.
Pada struktur organisasi sekolah, Kapolri sebagai pendiri dan Wakapolri sebagai Pembina.
“Hal yang paling fundamental selain legalitas yang kami persiapkan tahun ini ada empat dimensi keberhasilan Pendidikan, yaitu TIK, pengajar, kurikulum dan sarpras. Ini suatu keharusan apabila SMA Taruna Kemala Bhayangkara menjadi SMA unggulan yang bertaraf internasional,” terang Irjen Dedi.
Keunggulan SMA Taruna Kemala Bhayangkara
Irjen Dedi menekankan SMA Taruna Kemala Bhayangkara beroperasi dengan menjadikan kebhayangkaraan sebagai ciri khas. Meski diproyeksi untuk bertaraf internasional, namun SMA tersebut harus tetap menjaga kearifan lokal.
“Keunggulan dari SMA Taruna Kemala Bhayangkara sesuai dengan arahan dari Bapak Kapolri dan Ibu Ketum adalah khas’an kebhayangkaraan. Ini terus kita tanamkan dari mulai rekrutmen, selama pendidikan dan setelah pendidikan, yang tidak dimiliki SMA unggulan lainnya. Meski bertaraf internasional, tetap menjaga kearifan local,” pungkas Irjen Dedi.
Pada kesempatan yang sama, Dirgayuza menjelaskan IB adalah kurikulum terbaik untuk mencetak seorang pemimpin. Dan kurikulum ini digunakan oleh SMA-SMA internasional unggulan di Indonesia, karena metode belajarnya membuat anak berpikir kritis dan menjadi seorang pembelajar.
“Kurikulum terbaik untuk mencetak pemimpin adalah IB. Itulah sebabnya semua SMA unggulan di Indonesia seperti JIS, BIS, Singapore International School menggunakan kurikulumnya IB. Karena IB membuat anak-anak menjadi pemikir kritis, pembelajar, dan seorang yang mampu memecahkan masalah dengan baik,” jelas Dirgayuza.
Dia mengungkapkan kendala yang dihadapi kini adalah sekolah yang berkurikulum IB di Indonesia hanya tersedia 5.000 kursi. Sementara tiap tahunnya 4 juta anak lahir.
“Dan kita perlu sekolah IB yang berasrama, karena IB sangat menuntut anak belajar setelah pulang dari sekolah,” kata Dirgayuza.
“Mayoritas anak-anak kita di kelas menengah ke bawah tidak memiliki sarana prasarana di rumah atau ruang belajar khusus di rumah untuk bisa menjadi siswa IB yang berprestasi,” tutupnya. * (wulandari)