SuaraTani.com - Jakarta| Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Prof Dr Rokhmin Dahuri mengatakan, pada tahun 2023, dari total produksi ikan Indonesia sebesar 5,487 juta ton, sebanyak 1,369 juta ton atau 25% diataranya berupa ikan nila.
Dengan volume produksi 1,369 juta ton, ikan nila menempati peringkat pertama sebagai produksi ikan terbesar di Indonesia, disusul ikan lele 1,137 juta ton dan udang sebesar 821.060 ton.
"Hal itu membuat Indonesia menjadi produsen ikan nila terbesar kedua di dunia atau sebanyak 26% total produksi ikan dunia setelah China," kata Rokhmin Dahuri pada Forum Indonesia Tilapia Blue Food “Budidaya Tilapia: Sumber Protein untuk Ketahanan Pangan dan Pasar Global”.
Dahuri hadir sebagai narasumber pada kegiatan yang digelar oleh Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) di Hotel DoubleTree, Jakarta, Kamis (28/11/2024) sekaligus memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh pada tanggal 21 November kemarin.
Tingginya produksi ikan nila menurut Dahuri, disebabkan kandungan gizi ikan nila yang kaya protein (20%), omega-3, vitamin D, vitamin A, zinc, zat besi, kalsium, dan mikro nutrien lainnya.
Hal ini membuat ikan nila sangat bagus untuk kesehatan dan kecerdasan manusia (kualitas SDM) yang mengkonsumsinya.
"Sekitar 60% total asupan protein hewani yang dikonsumsi rakyat Indonesia berasal dari ikan. Hal ini sesuai dengan Litbang Kemenkes tahun 2018. Dan, ikan yang banyak dikonsumsi adalah ikan nila," ucap Anggota Komisi 4 DPR RI 2024-2029 ini.
Dikatakannya, pada tahun 2023 sekitar 99,2% produksi ikan nila untuk memenuhi pasar domestik (nasional), hanya 0,8% (11.166 ton) yang diekspor, dengan nilai USD82 juta atau Rp1,3 triliun.
Kaya Nutrisi
Dahuri yang juga Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University ini lebih lanjut mengatakan, ikan nila memiliki nutrisi yang sangat tinggi. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa masyarakat tertarik mengonsumsi ikan nila.
Setiap 100 gram ikan nila mengandung sekitar 20 gram protein. Dengan kandungan lemak yang rendah, ikan nila cocok untuk diet rendah lemak.
"Setiap 100 gram ikan nila mengandung sekitar 0,5 gram lemak dan 110 kkal," jelasnya.
Tidak hanya itu, ikan nila juga menurut Dahuri, kaya akan vitamin D, yang baik untuk tulang. Vitamin D membantu menjaga kepadatan tulang yang sehat, mencegah osteoporosis dan menguatkan fungsi otot.
Kemudian, menguatkan sistem kekebalan tubuh, baik untuk kesehatan jantung, regulasi tekanan darah, dan perlindungan terhadap penyakit kronis (diabetes tipe 2 dan kanker).
"Sementara kandungan Omega-3 yang tinggi juga mampu menjaga kesehatan jantung (mengurangi tekanan darah dan trigliserida), mendukung kesehatan otak dan mata, mengurangi peradangan dalam tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh," tutup Rokhimin Dahuri. * (junita sianturi)