SuaraTani.com - Jakarta| Dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November 2024, Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) bersama U.S. Soybean Export Council (USSEC) mengadakan forum diskusi bertajuk “Indonesia Tilapia Blue Food”.
Kegiatan yang bertema “Tilapia: Sumber Protein untuk Ketahanan Pangan dan Pasar Global” dilaksanakan, Kamis (28/11/2024) di Jakarta.
Hadir sebagai narasumber Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Erwin Dwiyana.
Kemudian, Direktur Ikan Air Tawar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Ujang Komarudin dan Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia, Prof H Rokhmin Dahuri.
Forum tersebut juga menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari KKP RI, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Food Agriculture Organization (FAO), IPB University, Universitas Sumatera Utara (USU), serta perwakilan industri lainnya.
Diskusi ini diharapkan dapat mendorong sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi untuk memperkuat sektor perikanan Indonesia.
Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, Rudolf Hoeffelman menjelaskan bahwa diskusi forum ini sebagai upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas gizi generasi mendatang dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi.
"Diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ikan sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan pasar global," jelas Rudolf.
Menurutnya, ikan tilapia dengan kandungan protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting lainnya, bukan sekadar makanan.
"Ini adalah fondasi bagi masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan sumber daya penting untuk membangun generasi emas tahun 2045,” ujar Rudolf.
Dikatakannya, sebagai produsen ikan tilapia premium yang berkomitmen pada keberlanjutan, Regal Springs Indonesia melihat pentingnya kolaborasi dalam membangun pemahaman publik mengenai potensi ikan tilapia.
Produk ini tidak hanya kaya akan protein, tetapi juga menjadi pilihan pangan bernilai gizi tinggi yang mampu mendukung pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.
"Forum ini menjadi platform untuk bertukar pengetahuan, menggali potensi, dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam industri tilapia, baik secara nasional maupun global," ujarnya.
Dengan menghadirkan para pemangku kepentingan utama, acara ini kata Rudolf, diharapkan dapat mendorong sinergi untuk memperkuat peran tilapia dalam sistem pangan dunia.
Ia juga menambahkan, ikan tilapia saat ini menjadi salah satu dari komoditas ekspor utama di sektor perikanan yang terus meningkat di Indonesia.
“Untuk memenuhi permintaan serta standar pasar internasional itulah kami berkomitmen untuk memastikan produk ikan tilapia kami dibudidayakan dan diproduksi selaras dengan prinsip cara budidaya ikan yang baik,” jelas Rudolf.
Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, Erwin Dwiyana dalam diskusi itu menekankan bahwa ikan tilapia menjadi komoditas yang strategis.
“Ikan tilapia menjadi ikan yang paling banyak dibudidayakan di dunia setelah ikan mas. Tidak hanya kaya akan omega dan nutrisi penting lainnya, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada pemenuhan gizi masyarakat dan peningkatan devisa negara,” kata Erwin.
Dikatakannya. serapan ikan tilapia mencapai 1,43 juta ton pada tahun 2023. Sementara ekspor tilapia Indonesia pada tahun yang sama mencapai 11.166 ton dengan nilai USD81,77 juta. Pertumbuhan nilai ekspor pada periode 2017-2023 mencapai 6,7%.
“Untuk menjadi pemain sukses di pasar global, sinergi dan kolaborasi yang solid dari hulu hingga hilir menjadi sangat penting,,” tambahnya.
Pembicara lainnya, Direktur Ikan Air Tawar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Ujang Komarudin, mengungkapkan bahwa tilapia saat ini menjadi salah satu dari lima komoditas unggulan KKP.
“Ini adalah peluang besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” ujarnya.
Sementara, Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia, Prof Dr H. Rokhmin Dahuri, memberikan pandangan mengenai peran tilapia dalam sistem pangan global.
“Indonesia merupakan produsen ikan tilapia terbesar kedua di dunia setelah Cina. Industri tilapia memiliki multiplier effect yang besar. Mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. * (junita sianturi)
