Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Butuh Investasi USD14,2 Miliar Tingkatkan Kapasitas Listrik EBT Jadi 8,2 GW

Acara The 7th Indonesia-China Energy Forum di Bali, Selasa (3/9/2024). foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Pengembangan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sesuai komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission (NZE) di 2060 memerlukan investasi setidaknya sebesar USD14,2 miliar.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, investasi itu untuk meningkatkan kapasitas listrik EBT menjadi 8,2 Giga Watt (GW).

"Kita bisa menaikkan bauran energi terbarukan tahun depan dari 13% menjadi 21%," kata Eniya saat menjadi panelis di acara The 7th Indonesia-China Energy Forum di Bali, Selasa (3/9/2024).

Menurut Eniya, peningkatan kapasitas listrik EBT sesuai target pada tahun 2025 bukanlah sebuah keniscayaan namun memerlukan dana investasi yang sangat besar. 

"Jadi memang perlu dana yang besar, tetapi bukan tidak mungkin," tutur Eniya.

Ia mengungkapkan, beberapa sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaanya mencukupi bahkan beberapa melimpah seperti, solar (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), BBN (57 GW) dan anas Bumi (23 GW).

Untuk sumber energi panas bumi yang potensinya sangat besar dan berperan penting dalam mewujudkan NZE, Eniya mengatakan, sudah menawarkan pengembangannya kepada investor.

"Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi yang melimpah hingga mencapai 23,6 GW dengan yang sudah termanfaatkan 2,6 GW (11%). Sehingga ketersediaannya untuk dimanfaatkan masih sangat terbuka. Sudah kita tawarkan ke berbagai pihak dan sekarang sudah ada yang di-develop," jelasnya.

Selain mempunyai potensi yang besar sebagai base load, ketersediaan sumber EBT hampir ada di seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah berencana menawarkan 5 wilayah kerja panas bumi pada tahun 2025 mendatang untuk Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) yakni, Gn Lawu (+-195 MW), Sipoholo Ria-Ria (+-35 MW) dan Cubadak - Panti (+-30 MW).

Dan, 2 Tender Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), satu di Telaga Ranu (+-85 MW) dan Wapsalit (+-46 MW). 

"Kami berharap 5 lokasi panas bumi tersebut dapat menarik investor untuk mengembangkannya," pungkas Eniya. * (jasmin)