Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sarjana Perikanan Diajak Kembangkan Budidaya Lima Komoditas Unggulan Ekspor

KKP mengajak ISPIKANI mengembangkan potensi perikanan budidaya berkelanjutan. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) bersama pemerintah mengembangkan potensi perikanan budidaya berkelanjutan.

Khususnya pada lima komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, tilapia, lobster dan kepiting.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, untuk mengoptimalkan perikanan adalah dengan menempatkan ekologi sebagai panglima.

Dan, Ekonomi Biru menjadi mainstream dalam penyusunan kebijakan, riset dan inovasi teknologi serta pengembangan ekonomi dan industri di Indonesia.

"Terutama untuk mencapai triple win yaitu Ocean Health, Ocean Wealth, dan Ocean Prosperity,” kata Menteri Trenggono dalam siaran pers yang dikutip, Selasa (27/8/2024) di Jakarta.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan pengembangan budidaya lima komoditas perikanan tersebut karena besarnya potensi, serta tingginya kebutuhan protein di masa depan. 

Food and Agriculture Organization (FAO) telah memprediksi populasi dunia akan tumbuh lebih dari 30% pada tahun 2050. Pertumbuhan tersebut tentunya akan diikuti peningkatan kebutuhan protein global hingga 70%. 

Sementara FAO sudah mempublikasi bahwa kebutuhan protein akan semakin sulit dipenuhi dari subsektor perikanan tangkap. 

Sehingga subsektor perikanan budidaya menjadi faktor penting yang didorong untuk menghadapi pertumbuhan populasi penduduk dan kebutuhan protein. 

“Menghadapi tantangan besar dalam menjaga ketahanan dan keamanan pangan, utamanya asupan protein. KKP mengajak ISPIKANI mengupayakan pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam program ekonomi biru KKP,” tegas Dirjen Tebe.

Ia menegaskan, peluang pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat sangat terbuka lebar. Indonesia memiliki potensi lahan perikanan budidaya diperkirakan mencapai 17,91 jutahHektare.

Yang terdiri dari 2,96 juta hektare air payau, 2,83 juta hektare air tawar, dan 12,12 juta hektare air laut. Saat ini, pemanfaatan lahan baru mencapai 6%.

“ISPIKANI harus terus memberikan sumbangasih pemikiran dalam menghadapi tantangan pengembangan perikanan budidaya. Seperti menata kawasan budidaya, mengoptimalkan penerapan sertifikasi CPIB, CBIB, CPPIB, CPOIB dan CDOIB serta membantu proses perijinan,”paparnya.

Tebe kembali menyampaikan bahwa lima komoditas unggulan perairan laut Indonesia punya potensi besar kedepannya. 

Proyeksi dari Future Market Insights mengungkapkan besarnya peluang pasar global untuk 5 komoditas unggulan tersebut. 

Nilai pasar global untuk udang tahun 2024 diproyeksi mencapai USD64,8 miliar, sementara untuk 10 tahun mendatang diproyeksi bisa mencapai hingga USD149 miliar.

Kemudian rumput laut memiliki potensi pasar global, pada tahun 2024 diprediksi mencapai USD7,8 miliar, sementara pada tahun 2033 diproyeksi mencapai USD19,6 miliar. 

Untuk komoditas tilapia juga memiliki potensi besar, nilai pasar global untuk tilapia pada tahun 2024 diproyeksi mencapai USD14,4 miliar. 

Sementara pada 10 tahun mendatang, diprediksi tilapia bisa mencapai USD23 miliar. Begitu juga untuk komoditas kepiting dan lobster. Tahun 2024, nilai pasar global untuk lobster diprediksi bisa mencapai USD8,7 miliar. * (putri)