Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Regal Springs Indonesia dan BRIN Perkuat Inovasi Kendalikan Penyakit Ikan Tilapia

Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) dan Pusat Riset Veteriner-Organisasi Riset Kesehatan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRV BRIN) menandatangani perjanjian kerja sama riset dan inovasi. foto: ist

SuaraTani.com - Bogor| Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) dan Pusat Riset Veteriner-Organisasi Riset Kesehatan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRV BRIN) menandatangani perjanjian kerja sama riset dan inovasi.

Perjanjian kerja sama tersebut dalam upaya pengendalian penyakit Francisellosis pada budidaya ikan tilapia. 

Penandatanganan dilakukan oleh Harimurti Nuradji, DVM, Ph.D., Kepala Pusat Riset Veteriner BRIN, dan Sony Sitorus, Direktur Regal Springs Indonesia, di Gedung Indraja, PRV-BRIN, Bogor baru-baru ini.

Direktur Regal Springs Indonesia, Sony Sitorus mengatakan, Regal Springs Indonesia merasa sangat terhormat dapat menjalin kemitraan strategis dengan PRV-BRIN.

Menurutnya, kerja sama ini bukan hanya merupakan bentuk sinergi yang positif, tetapi juga langkah penting dalam mewujudkan visi Regal Springs Indonesia untuk mengembangkan teknologi dan inovasi.

"Yang dapat meningkatkan kualitas serta keberlanjutan budidaya ikan tilapia di Indonesia. Begitu juga dengan keberlanjutan ekosistem tempat kami membudidayakan ikan tilapia,” ujar Sony dalam siaran pers yang diterima, Selasa (13/8/2024).

Kerja sama ini kata Sony, akan berfokus pada pengembangan metode deteksi molekuler Francisella noatunensis subsp. orientalis untuk pengendalian penyakit Francisellosis pada budidaya ikan tilapia (Oreochromis niloticus L.).

Serta pengembangan metode skrining strain Master seed kandidat vaksin Francisella noatunensis subsp. orientalis guna mengendalikan penyakit tersebut. 

Selain itu, kerja sama ini juga mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan wawasan, serta pemanfaatan sarana dan prasarana bersama antara kedua belah pihak.

Kepala Pusat Riset Veteriner, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Harimurti Nuradji, DVM, Ph.D mengatakan, kerja sama ini merupakan satu langkah awal dalam membuka kolaborasi lainnya. 

“Selain itu, kerja sama ini juga untuk meningkatkan kapasitas kami di PRV-BRIN. Baik itu kapasitas yang terkait pengetahuan, keterampilan, dan juga terkait dengan kapasitas pengembangan infrastruktur, terkait riset dan inovasi dalam bidang kesehatan ikan,” ujar Harimurti

Harimurti juga menambahkan sinergi ini dapat memberikan dampak kepada kedua belah pihak dan juga kepada masyarakat, bangsa dan negara, terutama di dalam pengendalian penyakit pada ikan (tilapia). 

“Ke depannya kami harapkan, hasil dari kerjasama ini bisa mendukung sektor perikanan di dalam peningkatan produktivitas ikan. Sehingga memberikan dampak yang positif di dalam produksi perikanan dan devisa untuk negara,” harapnya. 

Sebagai informasi tambahan, Regal Springs Indonesia saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk mendiagnosis serta meningkatkan ketahanan ikan tilapia.

Mulai dari pengamatan gejala klinis, pengambilan sampel, pemeriksaan laboratorium, hingga analisa dan pelaporan.

Research & Development Verteriner Regal Springs Indonesia, Drh. Juanda, menjelaskan bahwa dalam proses diagnosis dan pengobatan, langkah-langkah yang diambil harus selalu memperhatikan standar yang diterapkan oleh Aquaculture Stewardship Council (ASC) dan World Health Organization (WHO). 

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil dalam budidaya ikan tilapia mematuhi standar internasional yang ketat untuk memastikan kesehatan ikan dan keberlanjutan lingkungan,” tambah Juanda.

Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi kesehatan ikan dan meningkatkan daya saing industri perikanan Indonesia di pasar global.

Francisellosis adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh infeksi bakteri Francisella noatunensis subsp. orientalis, yang dapat menginfeksi berbagai jenis ikan, termasuk ikan nila (tilapia). 

Penyakit ini sering mengakibatkan kematian yang tinggi, terutama pada ikan yang masih muda atau yang berada dalam kondisi stres. 

Gejala francisellosis pada ikan nila/tilapia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kondisi lingkungan. * (junita sianturi)