Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bapanas Proyeksikan Sorgum Sebagai Sumber Pangan Alternatif

Sorgum salah satu solusi efektif dalam mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus menggagas strategi efektif dalam mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan.

Salah satunya adalah dengan penguatan diversifikasi sumber pangan melalui Program Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA).

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal mengatakan, satu di antara beberapa tujuan program ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat berbagai jenis pangan alternatif.

Salah satunya sorgum sebagai solusi potensial. Kandungan gizinya tidak kalah dengan beras dan dengan karakteristiknya yang adaptif terhadap kondisi iklim ekstrem. Seperti kekeringan, sorgum diproyeksikan dapat mendukung ketahanan pangan nasional.

Rinna menuturkan, diversifikasi pangan menjadi faktor vital dalam menekan risiko kerawanan pangan. Melalui upaya pemanfaatan hasil sumber daya alam yang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, tidak hanya ketahanan pangan dapat diperkuat, tetapi juga kualitas gizi masyarakat akan turut meningkat. 

Dikatakannya, terbitnya Perpres Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada tanggal 15 Agustus 2024.

“Kita dorong percepatan penganekaragaman pangan melalui Perpres dengan fokus pada 4 aspek utama. Yakni tersedianya sumber pangan yang beragam, perubahan pola konsumsi menjadi B2SA, keberpihakan kepada pelaku usaha pangan lokal, serta aksesibilitasnya merata dan terjangkau," jelasnya dalam siaran pers yang dikutip, Jumat (23/8/2024).

Diversifikasi ini kata dia, akan memberi multilayer effect bagi masyarakat mulai dari aspek ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, lingkungan, nasionalisme, serta tentunya kemandirian dan kedaulatan pangan.

Berkaitan dengan pengembangan sorgum, Bapanas telah turut serta dalam mendukung perluasan jangkauan pasar bagi produk-produk UMKM berbasis sorgum. 

Kebijakan ini mencakup pemberian dukungan dalam bentuk fasilitasi alat pengolahan serta pengemasan. Melalui dukungan yang kuat diharapkan dapat mempercepat proses adopsi sorgum sebagai sumber pangan alternatif yang berkelanjutan di Indonesia.

“Kita terus tingkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi pangan melalui berbagai siasat seperti edukasi, sosialisasi, kampanye publik sampai fasilitasi bantuan. Tentunya kolaborasi lintas sektor juga diperlukan antara pemerintah, BUMN, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan diversifikasi pangan yang berkelanjutan ini.” terang Rinna.

Menurutnya, upaya diversifikasi pangan tidak hanya sekadar langkah strategis, tetapi juga bagian dari tanggung jawab terhadap masyarakat. 

Pengenalan sorgum sebagai bagian dari pola konsumsi pangan sehari-hari diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta mendukung upaya mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. * (putri)