Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Antisipasi Aktifitas Ilegal, KKP Perkuat Pengawasan Nelayan Lintas Batas di Pulau Terluar

KKP memperingati HUT Kemerdekaan ke-79 RI di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperingati HUT Kemerdekaan ke-79 RI di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal ini sebagai salah satu wujud negara hadir memperkuat pengawasan sektor kelautan dan perikanan di teras selatan NKRI.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Dr Pung Nugroho Saksono (Ipunk), mengatakan pihaknya berkomitmen memperkuat pengawasan pulau-pulau terluar Indonesia untuk mengantisipasi aktifitas ilegal oleh kapal ikan asing. 

“Kami hadir di salah satu pulau terluar beranda Indonesia selatan untuk berkomitmen dan mengoptimalkan seluruh kemampuan pengawasan, berupa armada kapal pengawas dan satelit pengintai dari aksi pencurian sumber daya alam Indonesia," ujar Ipunk dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Senin (19/8/2024).

Salah satu isu yang perlu diperhatikan di Kabupaten Sabu Raijua adalah nelayan pelintas batas. Letak geografi Sabu Raijua yang berdekatan dengan negara Australia menjadi magnet untuk kegiatan ilegal lintas negara.

“Beberapa bulan lalu kami mendapati dua unit kapal ikan yang diduga melakukan penyelundupan manusia (people smuggling) serta melakukan pelanggaran penangkapan ikan lintas negara tanpa dilengkapi dokumen perikanan di NTT. Untuk itu kami hadir melakukan pengawasan agar hal-hal tersebut tidak terulang kembali.” ujarnya.

Belum lama ini, lanjut Ipunk, pihaknya bekerja sama dengan Australian Fisheries Management Authority (AFMA) Australia mengedukasi para nelayan di Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao Provinsi NTT melalui kegiatan Public Information Campaign (PIC).

Kegiatan ini untuk tidak melakukan penangkapan ikan tanpa izin di wilayah Perairan Australia dan agar memahami resiko yang dihadapi apabila tetap melakukan pelanggaran tersebut.

“Kami terus berkoordinasi dengan para stakeholder hingga pemerintah daerah dalam rangka mencegah nelayan melintas batas," kata dia. 

Salah satu solusinya adalah dengan mencarikan alternatif mata pencaharian. Sabu Raijua dianugerahi potensi sumber daya laut yang luar biasa.

Baik berupa potensi penangkapan ikan, maupun potensi budidaya ikan, budidaya rumput laut dan tambak garam. 

"Boleh disebut kalau Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten penghasil rumput laut dan garam terbaik,” ujar Ipunk.

Gunakan Pakaian Adat Sabu Raijua

Hal menarik saat upacara HUT Ke-79 RI adalah pakaian Dirjen PSDKP dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono kompak memakai pakaian adat kain tenun khas Sabu Raijua.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo juga pernah menggunakan pakaian adat Sabu Raijua saat Pidato Tahunan MPR RI Tahun 2020. 

Busana adat itu tidak digunakan untuk kelas sosial atau upacara tertentu saja. Semua kalangan, mulai dari rakyat kecil hingga bangsawan, dapat mengenakan pakaian adat itu dalam acara apapun.

Ipunk dan MKP Trenggono tampak kompak memakai tutup kepala, kain tenun menyilang, sabuk dan kalung. warna yang paling minimalis dengan nuansa gelap, yakni warna dasar hitam dengan corak kuning keemasan.

“Kami bersama Bapak Menteri Trenggono bangga mengenakan pakain tenun ikat Sabu Raijua. Ini jadi motivasi sekaligus mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai produk produk tenun ikat yang merupakan kekayaan akan seni kriya, tenun yang merupakan aset budaya Nasional,” katanya. * (putri)