Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Polri Gunakan Alat Analisis Komposisi Tubuh-Tes MMPI di Seleksi Akhir Akpol

Tahun ini SSDM Polri menggunakan teknologi digital dalam mendeteksi kondisi tubuh yakni Body Composition Analyzer dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) II dengan metode Computer Assisted Test (CAT). foto: humas polri

SuaraTani.com - Jakarta| Proses seleksi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2024 memasuki tahap pusat. 

Tahun ini SSDM Polri selaku panitia penyelenggara rekrutmen tingkat pusat menggunakan teknologi digital dalam mendeteksi kondisi tubuh yakni Body Composition Analyzer dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) II dengan metode Computer Assisted Test (CAT).

“Teknologi baru ini kita gunakan untuk psikologis ya. Menggali kepribadian seseorang, mendeteksi gangguan mental pada seseorang,” jelas Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo, Rabu (10/7/2024) di Jakarta.

Irjen Dedi menerangkan Body Composition Analyzer untuk mendeteksi dini kemungkinan cedera pada tulang dan otot.  

Dikatakannya, instrumen-instrumen yang serba digital dalam proses seleksi anggota baru ini diharapkan semakin meningkatkan objektivitas hasil pemeriksaan. Apalagi, Polri diharuskan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

“Karena memang menghadapi tantangan zaman. Kita harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk dalam proses pemeriksaan kesehatan, psikologi, akademik dan fisik,” terang mantan Kadiv Humas Polri ini.

Sementara itu Kepala Biro Kesehatan Polri Brigjen I Gusti Gede Maha Andika mengatakan, cara kerja alat Body Composition Analyzer dengan mengecek komposisi tubuh. 

Yang terdiri dari lemak, massa otot, massa tulang, metabolisme umur sel, kandungan air, pembakaran aktivitas dalam tubuh, lemak dalam perut dan lain-lain.

“Dalam rikkes juga ada pemeriksaan darah, HbA1c untuk mengecek prediksi diabetes melitus di kemudian hari, ⁠cek anti-HCV untuk cek Hepatitis C, USG dan USG abdomen. Di samping pemeriksaan lain yang sudah biasa dilakukan seperti cek fungsi paru atau spirometri, dan pemerikaaan lain oleh 11 spesialis klinis,” ujar Brigjen Gusti.

Terkait tes MMPI II, Brigjen Gusti menyebut perbedaannya dengan MMPI pertama terletak pada variasi pertanyaan yang tertera bersifat baru, dan bisa diacak.

MMPI II, lanjutnya, juga menyajikan soal-soal tes dengan hasil yang lebih rinci.

“Interpretasi hasil lebih rinci dan ⁠banyak aspek yang bisa dinilai,” tambah dia. * (wulandari)