Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pastikan Pupuk Tersedia, Rahmad Pribadi Ungkap Potensi Besar Pertanian Tanah Papua

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi. foto: ist

SuaraTani.com - Papua| PT Pupuk Indonesia (Persero), melakukan kunjungan kerja di wilayah Papua pada 23-26 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah nyata Pupuk Indonesia untuk memastikan produktivitas pertanian di timur Indonesia berjalan dengan baik.

“Melalui kehadiran langsung, kami tidak hanya menemukan solusi dari tantangan yang ada. Tetapi juga menggali potensi-potensi daerah yang dapat menunjang pertanian dan ketahanan pangan nasional.” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam siaran persnya, Sabtu (27/7/2024) di papua.

Dikatakannya, dengan alokasi pupuk subsidi yang dinaikkan oleh pemerintah menjadi 9,55 juta ton tahun ini, Pupuk Indonesia memperkuat komitmen untuk terus menjaga ketersediaan pupuk petani. 

Meskipun proses administratif penambahan anggaran untuk alokasi ini masih berjalan, Pupuk Indonesia tetap berkomitmen untuk menyalurkan pupuk bersubsidi. Dan, mendukung petani nasional selama musim tanam, termasuk petani di Bumi Cendrawasih ini.

Hingga tanggal 25 Juli 2024, Pupuk Indonesia secara nasional telah berhasil menyalurkan pupuk subsidi sebesar 3.720.435 ton. Terdiri dari 2.032.055 ton Urea, 1.670.765 ton NPK 15 10 12, dan 17.614 ton NPK Formula Khusus. 

Dari total penyaluran tersebut, penyaluran di wilayah Papua sebesar 9.069 ton yang terdiri dari total alokasi 34.009 ton. Adapun rincian realisasi penyalurannya antara lain 5.841 ton jenis Urea dan 8.902 ton NPK Phonska. 

Selain itu, masih terdapat stok pupuk bersubsidi dengan jenis Urea dan NPK sebesar 5.089 juta ton yang siap untuk disalurkan di wilayah tersebut.

Rahmad Pribadi mengatakan, sektor pertanian di Papua memang memiliki potensi dan keunikan tersendiri. Produk pertanian utama dari daerah ini meliputi ubi kayu dan jalar, jagung, kacang tanah, kedelai, serta padi dan berbagai buah dan sayuran. 

Komoditas-komoditas ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan lokal tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi bagi perekonomian lokal dan nasional.

Untuk mendukung penyaluran pupuk kepada petani, khususnya di wilayah Papua, Pupuk Indonesia juga telah menyediakan fasilitas distribusi yang lengkap.

Fasilitas distribusi ini mencakup 8 gudang lini III, 5 distributor, dan 108 kios resmi. Sebagai langkah pengawasan, Pupuk Indonesia juga menugaskan 6 petugas lapangan yang bertanggung jawab untuk berkoordinasi secara teknis dengan berbagai pihak di lapangan. 

Tidak berhenti disitu, untuk memperlancar distribusi, Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerapkan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) pada lebih dari 26.000 kios atau toko di seluruh Indonesia. 

Tujuannya adalah untuk mempermudah petani dalam melakukan penebusan pupuk subsidi dengan lebih mudah hanya dengan menggunakan KTP.

Rahmad turut menambahkan bahwa sejak sistem digitalisasi pengawasan melalui command center diterapkan, keluhan mengenai penyalahgunaan distribusi pupuk subsidi mengalami penurunan.

Hingga saat ini, kata Rahmad, keluhan mengenai penyalahgunaan penyaluran pupuk bersubsidi berkurang secara drastis. 

Tentunya, pada saat transisi digitalisasi ini kios maupun petani masih belum terbiasa. Jadi keluhannya rata-rata adalah masih belum terbiasa dengan sistem ini. 

"Tetapi, dari aturan yang dulu cukup banyak, sekarang kami upayakan untuk mempermudah proses penebusannya dan kami berharap digitalisasi adalah jawabannya.” jelasnya.

Sementara itu, Pupuk Indonesia juga terus menggenjot upaya dalam membangun kemandirian pertanian yang berkelanjutan. 

Upaya ini telah dijalankan melalui program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR) untuk menyokong pertanian dan ketahanan pangan nasional. 

Selama periode Januari hingga Juni 2024, program MAKMUR telah diaplikasikan secara nasional dan berhasil mencatatkan realisasi seluas 295.904 hektare (ha) lahan dengan jumlah petani binaan sebanyak 120.320 petani. 

Sedangkan, pada 2023 lalu, program MAKMUR turut berhasil mencatatkan realisasi seluas 358.885 ha lahan dan jumlah petani yang bergabung mencapai 107.642 petani. 

Program MAKMUR sendiri dijalankan untuk berfokus pada pemberdayaan petani melalui pendampingan intensif, akses permodalan, perlindungan risiko pertanian, dan jaminan pasar. 

Rencana pengembangan mencakup komoditas, cara budidaya berkelanjutan, dan integrasi teknologi pertanian terkini.

Agar terus bisa memenuhi kebutuhan pupuk petani dengan lebih baik, berbagai inovasi dan aksi korporasi juga telah dijalankan oleh Pupuk Indonesia. 

Melalui peresmian pabrik pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) dengan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton per tahun, groundbreaking proyek Pupuk Sriwidjaja (Pusri) 3B untuk meremajakan pabrik pupuk lama dengan teknologi terkini dengan tujuan meningkatkan efisiensi produksi.

Serta pembangunan Kawasan Industri Pupuk di Fakfak dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1,15 juta ton, Pupuk Indonesia menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas produksi pupuk di seluruh Indonesia.

“Terkait pembangunan pabrik pupuk di Fakfak Papua Barat, kita secara teknis sedang mempersiapkan dan melengkapi seluruh perizinan, terutama AMDAL. Kami berharap, nantinya pada kuartal pertama 2025 pembangunannya sudah dapat dimulai," jelas Rahmad. 

Menurutnya, adanya pabrik pupuk di Papua merupakan hal penting karena kalau dilihat dari indeks ketahanan pangan, wilayah Papua masih belum baik. 

"Kami melihat selama sejarah pabrik pupuk, dimana ada pabrik pupuk, maka ketahanan pangan daerah tersebut secara umum membaik," jelasnya.

Nantinya, kalau di Papua Selatan akan dibangun food estate, yaitu kebun tebu jutaan hektar dan sawah jutaan hektar, maka pabrik pupuknya sudah disiapkan dan ada di Papua Barat. 

"Sehingga, nanti secara ekosistem di seluruh wilayah Papua ini bisa terpenuhi. Pertaniannya maju dan pabrik pupuknya juga kita siapkan.” tutup Rahmad. * (junita sianturi)