Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemarau Panjang, Wamentan Pastikan Pertanian dapat Pasokan Air dan Semua Kebutuhan Petani

Wamentan Sudaryono meninjau daerah irigasi Leuwikuya di Desa Mekarmukti, Cihampelas, Bandung Barat, Sabtu (27/7/2024). foto: ist

SuaraTani.com - Bandung| Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono melakukan peninjaun daerah irigasi Leuwikuya di Desa Mekarmukti, Cihampelas, Bandung Barat, Sabtu (27/7/2024). 

Wamenetan memastikan langsung pertanian di tengah dampak El Nino (kemarau panjang) mendapatkan pasokan air irigasi, pupuk, benih tepat waktu dan semua kebutuhan petani dari hulu ke hilir. Sehingga peningkatan produksi dapat digenjot dengan cepat sekaligus kesejahteraan petani.

Dalam kunjungan itu juga dilakukan Temu Wicara bersama DPD Tani Merdeka Indonesia dan DPD Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA), Jawa Barat.  

Menurutnua, sektor pertanian tidak bisa dianggap sama dengan sektor lain, tapi harus dianggap istimewa. Hulu sampai hilir harus jelas karena outputnya pertanian adalah harus berhasil panen.

"Karena kalau panennya banyak, maka cadangan pangan nasional menjadi kuat. Karena itu kita harus pastikan ketersediaan air, bibit dan pupuk yang cukup jumlahnya dan tepat waktu," ujar Wamentan Sudaryono dalam siaran pers yang dikutip, Senin (29/7/2024).

Dlam menghadapi kemarau panjang, Sudaryono meminta Kepala Dinas Pertanian untuk segera mengusulkan bantuan pompa air agar air tersedia dan petani mendapatkan asas manfaatnya. 

"Tahun ini Kementan menyiapkan pompa air sebanyak 70 ribu unit. Dari jumlah ini, setengahnya sudah disebar. Saya baru dilantik 4 hari, tentunya saya akan ngebut menyiapkan segala kebutuhan petani agar hasil panen berhasil dan cadangan pangan nasional kita kuat. Dan yang terpenting adalah kesejahteraan petani meningkat," cetusnya.

Sudaryono menyebutkan tahun ini anggaran untuk pupuk sudah kembali normal. Adapun kondisi ketersediaan pupuk tahun lalu hanya 50 persen dari kebutuhan petani.

Namun di tahun ini dipastikan petani yang mendapatkan alokasi pupuk dalam jumlah tertentu akan mendapatkan pupuk jumlah normal.

"Saya sudah keliling dari desa ke desa, kabupaten ke kabupaten di seluruh Indonesia bahwa yang dikeluhkan petani adalah pupuk. Namun tahun ini pemerintah sudah anggarkan pupuk. Anggaranya ada dan pupuknya pun ada. Sehingga yang harus kita awasi adalah distrubusi pupuknya," tegasnya.

Ia berharap organisasi Tani Merdeka dan Papera ini harus menjadi mata dan telinga yang membantu pemerintah salah satunya agar ketersediaan pupuk tepat jumlah dan waktu. * (putri)