Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

ITIBF 2024 Sukses Gaet Minat Investasi Sektor Perikanan Rp1,69 Triliun

Gelaran Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Surabaya, Jawa Timur, membawa peluang investasi mencapai Rp1,69 triliun. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Gelaran Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yang digelar beberapa waktu lalu di Surabaya, Jawa Timur, membawa peluang investasi mencapai Rp1,69 triliun. 

"Alhamdulillah, di ITIBF tercatat potensi investasi hingga 3 kali lipat dari yang kami targetkan. Angkanya mencapai Rp1,69 triliun," ujar Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya dikutip, Senin (1/7/2024) di Jakarta.

Budi mengatakan, peluang investasi yang ditawarkan saat ITIBF 2024 semula mencakup tiga lini. Yakni bidang industri pengolahan ikan tuna terintegrasi di Desa Waupnor, Biak sebesar Rp190,19 miliar,

Kemudian, fasilitas usaha di Pelabuhan Perikanan Numana sebesar Rp36,7 miliar. Serta pengalengan ikan tuna dan Integrated Cold Storage (ICS) di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo sebesar Rp324,15 miliar.

Namun pada kegiatan business matching, para investor menunjukkan minat di bidang lain. Seperti di bidang usaha penangkapan ikan, jual beli hasil perikanan, pengolahan, hingga budidaya ikan kerapu. Yang akhirnya menambah potensi peluang investasi hingga tercatat sebesar Rp1,69 triliun.

"Kami mengapresiasi minat investor yang melihat sektor kelautan dan perikanan begitu menarik, dan ini terlihat saat sesi business matching," tuturnya.

Budi memastikan pemerintah memberikan dukungan terhadap investor melalui Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal. 

Adapun insentif yang diperoleh investor meliputi tax allowance atau keringanan Pajak Penghasilan (PPh) dari nilai investasi sebesar 5% per tahun selama 6 tahun. 

Kemudian investment allowance atau pengurangan laba bersih sebesar 10% dari total nilai investasi selama 6 tahun.    

"Termasuk juga kemudahan perizinan berusaha melalui sistem terintegrasi berbasis elektronik," tutur Budi.

Budi berharap geliat investasi tersebut menjadi energi positif sekaligus menginspirasi pelaku usaha lain. Terlebih sektor kelautan dan perikanan masih memiliki peluang yang bisa dioptimalkan. 

"Semoga ini bisa menginspirasi pelaku usaha lain, kami pastikan KKP siap memfasilitasi pelaku usaha yang berminat untuk berinvestasi di sektor ini," tutupnya.

Sementara Senior Trader dari Mida Trade Ventures, Christopher Tan mengaku tak ragu membeli produk tuna Indonesia. Selain unggul, tuna Indonesia juga menerapkan prinsip keberlanjutan. 

Pengusaha asal Singapura itupun menjalin kontrak dagang senilai USD3 juta untuk volume 300 ton pasca pameran Seafood Expo North America (SENA) dan Seafood Seafood Expo Glolab (SEG).

"Produk tuna Indonesia unggul sehingga saya tidak ragu untuk menbeli tuna Indonesia," terang sosok yang akrab disapa Tan ini. 

Sebagai informasi, ITIBF 2024 sedikitnya dihadiri oleh 300 peserta. Terdiri dari Unit Pengolahan Ikan (UPI), perusahaan penangkapan ikan, perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri supporting.

Seperti logistik dan cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran, lembaga sertifikasi terkait tuna hingga para mitra international  seperti PT Indonesia Evergreen Agriculture. 

Dalam forum tersebut juga terjalin penandatanganan kerja sama antar pelaku usaha untuk memperluas pasar komoditas ikan tuna.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengajak investor masuk ke sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. 

Peluang-peluang investasi masih terbuka luas di sektor kelautan dan perikanan RI. Mulai dari pengolahan rumput laut, pengolahan udang, budidaya perikanan, perikanan tangkap terintegrasi, bahkan pariwisata. * (putri)