Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Apresiasi Penambahan Alokasi Pupuk Subsidi, Mendagri: Inflasi Berkaitan dengan Pertanian

Mendagri Tito dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Mentan Amran, Senin, (15/7/2024). foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 100 persen. 

Tambahan tersebut menurut Tito sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi terutama dari sisi pemenuhan produksi beras dalam negeri.

"Beliau (Mentan) sudah berjuang luar biasa dalam mendapatkan tambahan anggaran dari APBN untuk pupuk subsidi. Dan memang strategi besar kita untuk masalah beras ini adalah berusaha swasembada dengan meningkatkan produksi dalam negeri," jelasnya. 

Ini juga yang menjadi upaya Presiden maupun presiden terpilih untuk menggenjot produksi agar mampu memenuhi kebutuhan sendiri bahkan ekspor.

Hal tersebut disampaikan Tito dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Mentan Amran, Senin, (15/7/2024).

Tito menjelaskan, pengendalian inflasi memiliki kaitan erat dengan sektor pertanian utamanya beras. Pertanian adalah sektor yang sangat vital dan berhubungan langsung dengan perut rakyat.

Alhamdulillah, kata Tito, inflasi dapat dijaga berkat terkendalinya sejumlah harga komoditas utama. Setidaknya Tito mencatat harga beras mulai menurun sejak awal tahun lalu yang disusul harga daging ayam ras dan juga telur.

"Inflasi ini berhubungan dengan harga barang dan jasa. Tapi paling penting sekali adalah pangan, paling penting karena ini berhubungan langsung dengan perut rakyat. Nah, kita lihat secara spesifik harga beras yang tadinya tinggi sekarang di awal tahun sudah mulai terkendali seiring produksi beras membaik dan puncak panen bulan mei, juni masih terus berlangsung," katanya.

Meski demikian, Tito mengingatkan akan terjadinya musim kering panjang yang terjadi di bulan Juli, Agustus dan September mendatang sesuai data yang disampaikan BMKG. 

Jangan sampai, harga beras di 113 kabupaten dan kota yang sudah mulai naik ini merambat ke kabupaten lain di 514 kota/kabupaten.

"Sebab di minggu kedua bulan Juli beras mulai naik di 113 kabupaten kota dari 514 kabupaten kota meskipun mayoritas masih terkendali," katanya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi nasional masih terkendali dengan baik dan berada di angka 5,11 persen atau naik dari sebelumnya yang hanya 5,04 persen. Sedangkan di negara lain, pertumbuhan ekonominya cendrung melambat bahkan menurun drastis.

"Ekonomi kita bagus di angka 5,11 persen, pertumbuhan  naik dari sebelumnya 5,04 persen. Jepang mengalami resesi, Eropa lamban, Amerika juga turun. Di negara G20 juga pertumbuhan kita  nomor 5. Inflasi kita terjaga dengan sangat baik bahkan menurun 2,84 persen (YonY) sekarang terjaga di 2,51 persen," katanya.

Mentan Andi Amran Sulaiman menambahkan, saat ini ada sejumlah komoditas yang tejadi anomali harga disaat produksi melimpah. Dari sisi hulu, kelapa sawit tumbuh dengan baik namun minyak goreng mengalami kenaikan.

"Yang kedua ayam ras kita ekspor tapi harga naik. Yang anomali berikutnya adalah untuk ayam ras harga jagung turun harusnya tidak naik. Anomali ketiga telur ayam ras. Ini anomali juga sebab kita ekspor. Bawang merah juga kita anomali karena kita ekspor. Mungkin kalau anomali ini dijaga dengan baik seluruh daerah akan mampu mengendalikan inflasi," jelasnya. * (wulandari)