Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kunjungi Peternakan Terintegrasi Milik PT LSAJ, Mentan: Ini Luar Biasa

Mentan Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke peternakan terintegrasi milik PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) di Balaraja, Tangerang, Provinsi Banten. foto: ist

SuaraTani.com - Tangerang| Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke peternakan terintegrasi milik PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) di Balaraja, Tangerang, Provinsi Banten.

Dalam kunjungan itu, Mentan disambut langsung oleh Direktur Utama PT LSAJ, Arie Triyono.

Amran meninjau peternakan hewan terintegrasi yang memiliki luas area 22,5 hektare tersebut. Sejumlah fasilitas pendukung ekosistem peternakan pun ditinjau. 

Mulai dari pabrik pakan berkapasitas 40 ton per hari, hingga lokasi yang akan dibangunnya pabrik pupuk, rumah potong hewan (RPH), pabrik bakso, sosis, nugget, meat shop, serta cold storage.

Usai peninjauan itu, Mentan menggelar dialog bersama para petani plasma binaan PT LSAJ.

“Pak Menteri ini saya kenalkan dari kelompok tani dari Dewan Masjid Indonesia yang jadi pejuang pertanian. Mereka membentuk kelompok, satu kelompok terdiri dari 25 orang. Kita pakai sistem tanggung renteng,” kata Arie Triyono dalam siaran pers yang diterima, Senin (10/6/2024).

Menurutnya, pihaknya menyediakan pakan untuk peternak plasma mereka dan menjamin pakan yang diberikan ke ternak sama dengan pakan untuk ternak di kandang induk PT LSAJ ini. 

"Dengan pakan berkualitas tinggi, pertumbuhan daging per hari di LSAJ alhamdulillah bisa menciptakan 1,8 kilogram," kata Arie.

Mendengar hal itu, Mentan menyambut antusias paparan Arie dengan mengatakan bahwa pola kemitraan inti-plasma dalam peternakan bisa diterapkan untuk meningkatkan produksi daging. Yang nantinya berdampak terhadap kesejahteraan peternak di Indonesia.

“Saya ucapkan terima kasih pada PT. Lembu Setia Abadi Jaya. Ini luar biasa bantuannya terhadap pemerintah. Konsepnya luar biasa dan ini akan kita kembangkan di seluruh Indonesia nanti. Kita support dengan kebijakan melalui KUR, izin-izin kita permudah,” ujar Amran.

Ia yakin bahwa konsep kemitraan ini bisa melibatkan lebih banyak peternak lokal yang bekerjasama dengan pengusaha, dalam meningkatkan produksi daging dalam negeri.

“Bahkan saya perintahkan pada direktur, bila perlu antarkan izinnya ke lapangan. Karena konsepnya ini membantu masyarakat. Plasmanya 90%, intinya 10%. Betul-betul ingin melihat rakyat berkembang. Betul-betul ingin melihat rakyat sejahtera. Konsep inilah yang akan kita bangun di Indonesia nantinya,” kata Amran.

Kekuatan Peternak Lokal

Di depan para peternak, Mentan kemudian memberikan ilustrasi agar Indonesia bisa lepas dari ketergantungan impor sapi dan mewujudkan swasembada daging.

“Coba kita butuh berapa ekor selalu impor?” tanya Amran ke Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah.

.“Satu juta ekor,” jawab Nasrullah.

Amran kemudian bertanya kepada salah seorang peternak plasma LSAJ.

“Bapak pelihara berapa ekor?” tanya Amran.

"10 ekor,” jawab seorang anggota kelompok ternak.

“Berarti 100 ribu orang petani saja itu sudah 1 juta ekor. Cuma tidak sinkron, nanti kita sinergi uang numpuk di bank, satu sisi pengusaha butuh KUR, petani juga butuh KUR, tapi tidak duduk bersama.

"Suara petani, suara peternak, suara Tuhan,” tukas Amran.

Lewat pola kemitraan inti-plasma, Mentan Amran melihat dampak lebih besar untuk masyarakat. 

“Ini bisa katakanlah 10 ekor per orang. Kalau 100 ribu dibina, bahkan 200 ribu, 500 ribu bahkan mau dibina. Bisa dibayangkan ekonomi itu bergerak di desa. Nah, ini potensinya ada kami siapkan regulasinya. Kami support secara kebijakan,” jelasnya.

Dikatakannya, Kementan nantinya bakal segera mengembangkan sistem peternakan mini tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Dengan menyiapkan seluruh kebijakannya yang dapat mensupport konsep itu.

“Kita impor terus. Dan ini akan meningkat terus jika tidak kita cegah dari sekarang. Konsep yang bisa mencegah adalah konsep yang dibangun oleh PT. LSAJ. Konsep yang mempekerjakan orang, mengikutsertakan masyarakat. Jadi kesejahteraan itu dibangun,” kata Amran.

Ia menekankan bagaimana pemberdayaan masyarakat jadi kunci lewat kemitraan inti plasma ini.

“90% untuk petani, 10% untuk pengusaha. Ini konsep yang baru kami temukan. Jadi ini harus dijadikan contoh model di republik ini. Ini yang benar karena mengikutsertakan masyarakat. Dulu negara ini merdeka dengan bambu runcing, masak beternak saja nggak bisa?” kata Amran.

Di akhir pertemuan, Amran berjanji akan mendukung penuh inisiatif dan terobosan kemitraan inti-plasma yang telah dirintis PT LSAJ. 

“Kementerian Pertanian mensupport, bapak minta izin, langsung enggak ada embel-embel, enggak ada under table, enggak ada macam-macam. Bapak minta izin hari ini, Insya Allah sore terbit. Kalau izin nggak terbit, cari saya. Kami regulator, saya ini pelayannya bapak, pelayannya masyarakat. Kalau tidak layani bapak, saya berdosa,” kata Amran. * (junita sianturi/ril)