Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komisi IV Soroti Kinerja PTPN IV di Pekanbaru, Keuangan Menurun, Utang Rp6 Triliun

Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto saat mengikuti kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Riau, Kamis (20/6/2024). foto: ist

SuaraTani.com - Pekanbaru| Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto memberikan beberapa catatan khusus terkait capaian kinerja PTPN IV Regional III di Pekanbaru. 

Darmadi menyoroti laporan keuangan BUMN Sawit tersebut yang dinilainya tidak mencapai hasil yang memuaskan. 

Pertama, mengenai laporan keuangan PTPN IV Regional III ini. Dimana laporan keuangannya tidak terlalu menggembirakan. Semua indikator keuangan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022. 

"Ini menjadi pusat perhatian, sehingga mereka harus mewaspadai adanya penurunan terus-menerus. Karena semestinya kalau korporasi yang bagus itu, naik kinerja keuangannya," ujar Darmadi di Pekanbaru, Riau, Kamis (20/6/2024).

Diketahui, Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau, 

Catatan kedua, sambung Darmadi, adalah soal rencana IPO yang mengalami pemunduran. Ternyata setelah ditanya, memang mereka belum siap pondasi-pondasi penyusunan peta jalan daripada PalmCo untuk kelapa sawit ini. 

"Belum maksimal. Sehingga mereka harus melakukan konsolidasi internal terlebih dahulu, supaya setelah IPO sahamnya tidak malah kembali ke 50 perak, seperti yang banyak dialami BUMN. Jadi harus dijaga. Untuk itu pondasi dan Konsolidasinya harus kuat," jelasnya.

Darmadi mengatakan, utang PTPN IV ini mencapai Rp6 triliun. Hal ini masihlah besar. 

"Kita minta bisa dikurangi karena semestinya BUMN jangan menambah utang lagi. Angka Rp6 triliun ini diharapkan bisa dikurangi dan kita minta solusinya seperti apa. Sehingga beban keuangannya bisa lebih ringan," ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.

Ia berharap PTPN IV ada Blue Ocean seperti yang dipaparkan, menemukan solusi dan mencari pasar-pasar yang baru. Bagaimana membuat pasar itu menjadi tidak relevan. 

"Jangan masuk dalam persaingan harga, karena itu menjadi Red Ocean bukan Blue Ocean. Salah satunya kita minta peta jalan yang bagus terkait pengembangan daripada minyak goreng merah. Bagaimana mengganti minyak goreng kuning menjadi minyak goreng merah," urai Darmadi. * (wulandari)