Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemenperin Dorong IKM Batik Raih Pasar Seragam Haji Nasional

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Tekstil, Cahyadi mengapresiasi keberhasilan CV IM & CO menjadi pionir kain batik seragam haji nasional yang pertama. 

Bahkan perusahaan tersebut berhasil memperoleh Sertifikat Halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama.

Pelaku usaha ini kata dia, secara sukarela dan mandiri mengajukan sertifikasi halal produknya melalui Lembaga Pemeriksa Halal BBSPJI Tekstil. Setelah sebelumnya memanfaatkan serangkaian layanan pendampingan di bidang standardisasi industri dari BBSPJI Tekstil.

Dikatakannya, seragam haji yang diproduksi CV. IM & CO digunakan oleh sejumlah jemaah pada keberangkatan tahun 2024/1445 Hijriyah. 

“Kami senantiasa mengedepankan solusi pembinaan industri terpadu yang memberikan manfaat efisiensi bagi IKM. Sehingga IKM dapat memenuhi sekaligus beberapa regulasi dan standardisasi industri yang diminta user. Dengan strategi ini, tentu output-nya bisa lebih cepat, tepat sasaran dan lebih terjangkau,” ujarnya.

Sebelunya, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perirndustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi, mengatakan peluang produk halal dalam negeri sangat potensial. 

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim kedua terbesar di dunia sebanyak 236 juta orang, menjadi pasar potensial bagi produk halal barang gunaan khususnya peralatan ibadah.

Dikatakannya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi sektor yang diharapkan dapat merebut pasar produk peralatan ibadah tersebut. 

Misalnya produk peralatan ibadah umroh atau haji. Indonesia menjadi salah satu negara yang jumlah jemaah umroh dan hajinya terbanyak ke Tanah Suci.

“Industri yang bergerak di bidang perlengkapan ibadah umat Muslim harus dipacu untuk mampu penuhi standar mutu produk yang baik melalui sertifikasi SPPT-SNI. Juga memenuhi jaminan produk halal agar meningkatkan kepercayaan konsumen,” jelas Andi di Jakarta, Selasa (18/6/2024).

Menurutnya, pembinaan terkait standardisasi industri dan jaminan produk halal ini telah dilaksanakan oleh salah satu unit pelaksana teknis Kemenperin. Yakni Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Tekstil di Bandung, Jawa Barat.

Sertifikat Halal adalah salah satu persyaratan yang perlu dipenuhi bagi UMKM dan IKM yang ingin menjadi produsen maupun penyedia Seragam Batik Jemaah Haji Indonesia. 

Melalui Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 366 Tahun 2023 disebutkan, UMKM maupun IKM yang memiliki NIB dengan KBLI 13134 – Industri Batik dapat memproduksi seragam ini sepanjang memenuhi persyaratan.

Persyaratan itu di antaranya memiliki standardisasi bahan baku dan teknologi proses produksi, memiliki atau dalam proses sertifikasi batikmark.

Memiliki atau dalam proses sertifikasi halal yang telah diajukan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Memiliki workshop atau tempat kerja untuk memproduksi, serta memiliki bukti kemampuan produksi batik cap. * (jasmin)