Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dokter Bedah asal Medan Perkenalkan Manfaat Daun Sirih Cina untuk Sembuhkan Luka Bakar

Dr. dr. Arya Tjipta, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M(K), saat menghadiri Konferensi Tahunan European Wound Management Association (EWMA) di London pada bulan Mei laplasuaratani.com-ist

SuaraTani.com - Medan| Dr. dr. Arya Tjipta, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M(K), seorang ahli bedah plastik dari Indonesia, baru-baru ini mengumumkan hasil penelitiannya tentang pemanfaatan daun sirih cina (Peperomia pellucida) untuk penyembuhan luka bakar.

Penelitian yang berlangsung selama satu tahun ini telah melalui uji coba selama dua bulan dan hasilnya sudah diterbitkan dalam jurnal internasional dengan skor indeks Scopus Q1.

Ketertarikan Dr. Arya  terhadap daun sirih cina berawal dari pengetahuan bahwa tanaman ini telah digunakan sejak zaman dahulu untuk penyembuhan luka, dan hasilnya terbukti efektif.

"Tanaman ini tumbuh optimal di daerah dataran tinggi, menjadikannya bahan yang mudah diperoleh dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut," sebut Arya yang merupakan staf pengajar di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Selasa (18/6/2024).

Lanjut Dr. Arya, uji coba dilakukan pada tikus yang memiliki jaringan kulit hampir menyamai kulit manusia. Penelitian ini membandingkan efektivitas pengobatan luka bakar menggunakan daun sirih cina dengan salep luka bakar yang umum digunakan.

"Daun sirih cina terbukti bekerja baik pada fase pertama dan kedua proses penyembuhan, mempercepat proses radang," sebutnya.

Dr. Arya mengajak mahasiswa dan dosen Fakultas Farmasi USU yang dikomandoi Dr. Rony Abdi Syahputra untuk berkolaborasi dalam penelitian ini. Dalam waktu dekat, penelitian ini akan diuji coba pada kulit manusia.

"Rencana uji klinis dimulai pada bulan Juli mendatang," ucapnya.

Penelitian ini lanjutnya, menunjukkan bahwa pengobatan luka menggunakan daun sirih cina akan lebih murah 10-15% dibandingkan dengan obat yang memiliki manfaat serupa. Potensi pengembangan sangat besar, mengingat bahan bakunya tersedia melimpah dan dapat dipasarkan di dalam negeri.

"Namun, pengembangan produk harus melalui proses yang etis, termasuk persetujuan dari pasien dan tidak merusak lingkungan," terangnya.

Dr. Arya menekankan pentingnya menggunakan krim atau gel untuk pengobatan luka karena kadar airnya yang cukup dibandingkan salep yang lebih banyak mengandung minyak. Selain itu, penelitian ini akan didaftarkan terlebih dahulu ke HAKI, mengingat ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan di bidang ini.

Hasil penelitian Dr. Arya telah dipresentasikan pada Konferensi Tahunan European Wound Management Association (EWMA) di London pada bulan Mei lalu.

Terobosan pemanfaatan daun sirih cina untuk penyembuhan luka bakar memberikan harapan baru dan menunjukkan bahwa inovasi dapat membuka jalan untuk masa depan yang lebih sehat.

" Dengan potensi besar untuk dikembangkan dan dipasarkan, penelitian ini tidak hanya membawa nama Indonesia ke panggung global tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap evolusi perawatan medis di seluruh dunia," pungkasnya. *(junita)