SuaraTani.com - Jakarta| Negara-negara ASEAN dan Asia Pasifik diajak untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).
"Saya yakin dari forum ini akan dihasilkan banyak sekali pikiran-pikiran, kontribusi-kontribusi aktif untuk kita mewujudkan sebuah kebijakan transformatif terutama terkait foreign workers arrangemet di Asia Pasifik dan Asia Tenggara," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemnaker), Anwar Sanusi.
Anwar Sanusi menjadi keynote speech pada acara Regional Workshop on Exchange Policy Information of Mechanisms and Regulations of the Foreign Workers’ Arrangement in the Asia Pacific and South East Asia, di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Dikatakannya, ke depan perekonomian dunia akan semakin terbuka, begitu pun dengan mobilitas tenaga kerja antar negara.
Karenanya, hubungan yang terjalin dan wawasan yang diperoleh selama pelaksanaan workshop diharapkan menjadi katalisator bagi perubahan positif. Dan, tindakan transformatif di bidang ketenagakerjaan, agar kerjasama antar negara membawa keuntungan bersama.
"Mari kita terus berkolaborasi, untuk berkembang dan berkontribusi pada keberhasilan masyarakat dunia," ujarnya.
Dalam workshop tersebut, Anwar Sanusi juga menyampaikan optimisme terhadap perkembangan ekonomi dan ketenagakerjaan Indonesia.
Hal ini mendasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,11% pada triwulan-I 2024. Pertumbuhan ini melampaui pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain seperti Singapura sebesar 2,7%, Malaysia (3,9%), Jepang (1,2%), dan Amerika Serikat (3%).
Begitupun dengan kondisi ketenagakerjaan, di mana pada kurun waktu 2022 sampai 2024 penduduk bekerja meningkat dari 135,61 juta orang menjadi 142,18 juta orang.
Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus mengalami penurunan dari 5,83% pada Februari 2022 menjadi 4,82% pada Februari 2024.
Anwar Sanusi menambahkan, pengunaan TKA di Indonesia juga memberi sumbangan yang tidak sedikit bagi perekonomian nasional. Sepanjang 2023 tercatat 168.048 RPTKA disahkan. Di mana remitansi TKA mencapai USD8,03 miliar.
"Ini adalah sebuah optimisme bagi Indonesia pada sektor perekonomian," ujarnya. * (wulandari)