Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komisi X DPR Soroti KIP Kuliah yang Kurang Tepat Sasaran, Perlu Pembaruan Versifikasi

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi. foto: ist

SuaraTani.com - Medan| Penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dinilai masih kurang tepat sasaran. Karena itu, penting pembaruan dalam sistem verifikasi yang melibatkan kerja sama antara pemerintah dan universitas.

“Verifikator KIP Kuliah adalah pemerintah bersama dengan kampusnya. Jika terjadi salah sasaran, ini berarti harus dipertanyakan apakah kampus tidak melakukan fungsi reviewing para penerima KIP ini setiap tahun,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, di Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2024).

Diketahui, Komisi X DPR melakukan kunjungan kerja reses ke Sumatera Utara (Sumut).

Menurutnya, dinamika ekonomi penerima bisa berubah secara signifikan. Misalnya ada yang orang tuanya mendadak menjadi pengusaha besar atau mahasiswa tersebut berhasil sebagai Youtuber atau selebritas media sosial dengan penghasilan yang cukup besar.

“Ketika sudah mampu, seharusnya mereka tidak lagi menerima KIP Kuliah. Kampus serta Kementerian Pendidikan adalah yang tahu kondisi ini melalui review tahunan. Peninjauan penerima KIP tidak hanya harus berdasarkan prestasi akademik seperti nilai IPK saja, tetapi juga kondisi ekonomi mahasiswa tersebut," jelasnya.

Data dari Kemdikbudristek menunjukkan bahwa program KIP Kuliah diharapkan mendukung lebih dari 200.000 mahasiswa setiap tahunnya. 

Namun, masih terdapat laporan-laporan yang menunjukkan bahwa ada penerima yang kondisi ekonominya telah berubah namun masih menerima bantuan.

Dede Yusuf menegaskan, bahwa ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk peningkatan dan pembaruan dalam sistem verifikasi dan peninjauan ulang penerima KIP Kuliah. 

Hal ini untuk memastikan bahwa program ini tepat sasaran dan hanya membantu mahasiswa yang memang membutuhkan dukungan finansial untuk pendidikan mereka. * (wulandari)