Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

2023, Luas Panen Padi di Sumut Turun 5,35 Ribu Hektare

Areal persawahan di Kabupaten Deliserdang. Di tahun 2023, luas panen padi di tahun 2023 menurun 1,30% dibandingkan tahun 2022.suaratani.com-ika

SuaraTani.com – Medan| Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat, luas panen padi pada 2023 mencapai sekitar 406,11 ribu hektare.

Luas panen ini menurut Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, mengalami penurunan sebanyak 5,35 ribu hektare atau 1,30% dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 411,46 ribu hektare. 

“Data ini  berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), sepanjang Januari hingga Desember 2023,” ujar Hasan, panggilan akrabnya saat diwawancarai, Jumat (1/3/2024).

Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2024 disebutkan Hasan mencapai 25,60 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2024 diperkirakan seluas 154,14 ribu hektare. 

“Dengan demikian, total luas panen padi pada Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 179,75 ribu  atau mengalami peningkatan sekitar 15,54 ribu hektare (9,46%) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 yang sebesar 164,21 ribu hectare,” sebutnya.

Hasan menjelaskan, puncak panen padi pada 2023 berbeda dengan 2022 yaitu terjadi pada bulan Februari sebesar 54,91 ribu hektare. 

Sedangkan puncak panen pada 2022 terjadi pada bulan Maret dengan luas panen padi mencapai 53,39 ribu hectare.

Sementara untuk produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 2,087 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 1,11 ribu ton atau 0,05% dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 2,088 juta ton GKG. 

“Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 0,27 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sekitar 0,10 juta ton GKG,” terangnya.

Jika perkembangan produksi padi selama tahun 2023 dilihat menurut Subround, lanjut Hasan, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Januari−April 2023 dan Mei−Agustus 2023.

Yaitu masing-masing sebesar 2,58 ribu GKG (0,31%) dan 56,14 ribu ton GKG (8,42%) dibandingkan periode yang sama pada 2022. 

Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan produktivitas padi pada Subround Januari−April 2023.

Serta penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 dan Mei−Agustus 2023, masing-masing sebesar 2,90 ribu hektare (1,73%) dan 16,59 ribu hektare (12,21%) dibandingkan periode yang sama pada 2022. 

Di sisi lain, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada Subround September−Desember 2023, yaitu sekitar 57,61 ribu ton GKG (9,91%) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 0,13 juta ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 0,76 juta ton GKG.

“Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 0,89 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan 0,05 juta ton GKG (6,35%) dibandingkan 2022 yang sebesar 0,84 juta ton GKG,” tambahnya.

Jika dilihat berdasarkan wilayah, penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Deliserdang, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. 

Di sisi lain, kata Hasan, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi padi yang cukup besar, misalnya Padang Lawas Utara, Padang Lawas, dan Toba. 

3 kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Deliserdang, Serdangbedagai dan Simalungun. 

Sementara 3 kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu [Tanjung Balai, Labuhan Batu Selatan, dan Tebing Tinggi.

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Deliserdang, Serdangbedagai, dan Labuhan Batu Utara. 

Sementara itu, 3 kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Labuhan Batu Selatan, Tanjung Balai, dan Tebing Tinggi.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 setara dengan 1,197 juta ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 0,64 ribu ton (0,05%) dibandingkan 2022 yang sebesar 1,198 juta ton. 

Produksi beras tertinggi pada 2023 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 0,16 juta ton. 

Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 0,06 juta ton Pada Januari 2024, produksi beras diperkirakan sebanyak 0,07 juta ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2024 ialah sebesar 0,44 juta ton. 

“Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 0,51 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 0,03 juta ton (6,35%) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari−April 2023 yang sebesar 0,48 juta ton beras,” pungkasnya. *(ika)