Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menteri Kelautan dan Perikanan Bersama eFishery Tinjau Keberlangsungan Klaster Budidaya Nila Salin di Karawang

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono, saat meninjau klaster budidaya nila salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Jumat (2/2/2024).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jabar| Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono, meninjau klaster budidaya nila salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. 

Pada  pninjauan yang untuk melihat hasil dan keberlangsungan proyek budidaya nila. Itu, Menteri Trenggono didampingi Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan TB Haeru Rahayu, beserta jajaran dengan tim eFishery.

Proyek budidaya nila salin ini mengadopsi teknologi yang dimiliki oleh eFishery yaitu eFeeder untuk memaksimalkan hasil panen agar menghasilkan ikan nila yang memiliki kualitas lebih baik..

eFeeder merupakan alat pemberi pakan otomatis yang dapat diatur melalui smartphone yang akan mempermudah pembudidaya untuk mengatur jadwal pemberian pakan.

“Sebagai perwakilan dari eFishery, kami merasa sangat bangga atas kerja sama yang telah terjalin dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Melalui proyek budidaya nila salin ini, kami berkomitmen untuk memberikan solusi teknologi terbaik kepada para pembudidaya dengan menggunakan eFeeder, alat pemberi pakan otomatis yang inovatif. Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini, serta berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Indonesia. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan dan kami berharap dapat terus bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama,” ujar VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil.

Saat ini, ada 4 klaster kolam budidaya nila salin di BLUPP Karawang. Pada kolam A dan B terdapat 256 unit feeder dan proses budidaya sudah berjalan, sedangkan pada kolam C dan D saat ini dalam tahap pembangunan. 

Kolam-kolam ini menerapkan model berbasis darat (land base), bukan berbasis danau (lake base), sehingga diharapkan dapat mengurangi limbah yang akan berdampak langsung pada masyarakat apabila dilakukan di danau atau sungai. 

Hal ini juga sejalan dengan komitmen eFishery untuk menjaga keseimbangan ekosistem melalui teknologi yang terjangkau dan ramah lingkungan. *(ika)