Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tekan Pemborosan Pangan, Bapanas Gencarkan Gerakan Selamatkan Pangan

Koordinator Gerakan Selamatkan Pangan Bapanas, Febrina Cholida saat berbicara pada Pertemuan Indonesian Young Food and Nutrition Leadership (Doyoulead) Pergizi Pangan Indonesia yang digelar secara daring, Rabu (17/1/2024).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus menggencarkan gerakan  pengurangan pangan berlebih/Food Loss and Waste (FLW) melalui Gerakan Selamatkan Pangan.

Gerakan ini merupakan bentuk upaya pencegahan krisis pangan sebagai dampak perubahan iklim.

"Upaya pengelolaan FLW yang kita lakukan sesuai target RPJMN 2020-2024 melalui peningkatan tata kelola sistem pangan nasional ini sekaligus untuk mendukung pengentasan daerah rentan rawan pangan di Indonesia," ujar Koordinator Gerakan Selamatkan Pangan Bapanas, Febrina Cholida pada Pertemuan Indonesian Young Food and Nutrition Leadership (Doyoulead) Pergizi Pangan Indonesia yang digelar secara daring, Rabu (17/1/2024).

Berdasarkan situasi kewaspadaan pangan dan gizi 2023, Febrina menyebutkan bahwa masih terdapat 1 provinsi di Indonesia yang berstatus wilayah rentan, yaitu Papua Barat.

Selain itu ada 12 provinsi berstatus waspada yaitu Jateng, DIY, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.

Kemudian Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua. Sedangkan 21 provinsi lainnya berstatus aman.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa angka pemborosan makanan di Indonesia masuk ke dalam kategori tinggi hingga dapat menutupi sebagian besar permasalahan defisit gizi di Indonesia. 

Menurut data kajian Bappenas tahun 2021 tercatat 45,7% penduduk Indonesia itu defisit energy.

Padahal jika dimanfaatkan dengan baik potensi pangan berlebih di Indonesia dapat memberi makan 61-125 juta orang atau setara 29-47% populasi Indonesia, yang mana angka tersebut dapat menekan defisit gizi tadi.

"Penanganan FLW ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen lintas sektoral. Pemerintah yang dalam hal ini diwakili Bapanas perlu mengoordinasikan dan mempromosikan pemanfaatan pangan yang berpotensi terbuang tersebut, sekaligus juga mendorong pengembangan ekonomi sirkular bersama dengan stakeholder pangan terkait mulai dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah hingga swasta," pungkasnya. 

Pada pertemuan tersebut juga dijelaskan bahwa Gerakan Selamatkan Pangan menggunakan 2 pendekatan utama (Twin Track Approach) dalam fokus pelaksanaannya.

Yaitu mencegah pemborosan pangan melalui penetapan kebijakan maupun upaya sosialisasi/promosi "Stop Boros Pangan" dan "Belanja Bijak".

Serta dengan memfasilitasi penyaluran pangan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Donasi Pangan yang diinisiasi bersama asosiasi, pelaku usaha, serta bank pangan. *(putri)