Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sosialisasi SBH 2022, BPS Sumut Catat Ada 49 Komoditi Baru

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, saat diwawancarai usai kegiatan sosialisasi hasil SBH 2022 di Kantor BPS Sumut, Selasa (30/1/2024).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar sosialisasi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2022, perubahan tahun dasar Indeks Harga Konsumen (IHK), Selasa (30/1/2024).

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, menyampaikan, pada SBH 2022 ada penambahan 3 daerah sebagai survei biaya hidup dan digunakan pada 2024.

3 daerah tersebut semuanya berstatus kabupaten yakni Deliserdang, Labuhanbatu, dan Karo, dan nantinya melengkapi 5 kota yang sebelumnya sudah dijadikan IHK, yakni Kota Medan, Pematangsiantar, Sibolga, Padangsidempuan, dan Gunungsitoli.

"Ketiga daerah yang dijadikan SBH yang nantinya memberi pengaruh terhadap proses penghitungan inflasi itu," kata Hasan dalam sosialisasi yang dilaksanakan di Gedung BPS Sumut, Jalan Asrama, Kota Medan.

Hasan, panggilan akrab Nurul Hasanudin menerangkan, pada SBH 2022, ada penambahan 49 komoditi baru yang dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat yang juga mengalami pembaharuan. 

Ia mencontohkan komoditi masker yang menjadi kebutuhan masyarakat seiring dengan pandemi Covid-19 yang melanda di tahun 2020 lalu.

“Selain itu juga penambahan komoditi juga dipengaruhi dengan gaya hidup seperti serum kecantikan mau pun kebiasaan masyarakat membeli makanan jadi,” terangnya. 

Tak hanya mencatat ada penambahan komoditi, SBH 2022 juga mencatat ada komoditi yang tak lagi dibutuhkan masyarakat, sehingga tak lagi masuk. 

“Misalnya VCD, biaya telepon rumah dan kamera yang perannya sudah tergantikan mau pun juga surat kabar,” tambahnya. 

Untuk diketahui, kebaruan yang dicapai dari SBH 2022 adalah mengenai cakupan wilayah dari 90 kabupaten/kota pada 2018 menjadi 150 kabupaten/kota pada 2022 yang mencakup wilayah urban dan rural.

Sedangkan dari sisi komoditas, secara nasional ada 847 komoditi yang disurvei dengan memperhitungkan bobot pasar dan bobot kualitas.

“Dan untuk Sumut sendiri ada 461 komoditas yang kami catat,” pungkasnya. *(ika)