Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rilis Data Inflasi Jadi Kabar Buruk, Potensi Koreksi Pasar Keuangan Terjadi

Grafik pergerakan IHSG. Pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG berpeluang mengalami tekanan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini masih mampu dibuka menguat tipis jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, meski sejumlah bursa di Asia pada perdagangan pagi ini ditransaksikan di zona merah. 

Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan kinerja bursa di Asia ini seiring dengan rilis data inflasi China pada bulan Desember yang kembali membukukan deflasi secara tahunan.

“Indikasi perlambatan ekonomi China terlihat dan sangat berpeluang untuk menekan pasar keuangan di Asia,” ujarnya di Medan, Jumat (12/1/2024).

Sehingga kata Gunawan, katalis positif dari indeks bursa Dow Jones di Amerika Serikat yang terpantau naik tipis 0,04% pada sesi penutupan perdagangan tidak lantas bisa diterjemahkan bahwa pasar saham di Asia akan bergerak seirama.

“Karena data inflasi yang dirilis AS pun tidak sesuai dengan ekspektasi karena lebih tinggi dari perkiraan,” sebutnya.

Sementara kinerja mata uang rupiah yang  justru kembali mengalami tekanan pada perdagangan pagi hari ini di level 15.550 per dolar AS. 

Imbal hasil US Treasury 10 tahun pada dasarnya dalam tekanan, sekalipun inflasi AS mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi. 

Ekspektasi penurunan suku bunga acuan The FED pada dasarnya memudar, yang sangat berpeluang menjadi pemicu melemahnya mata uang Rupiah.

Seiring dengan rilis data inflasi AS, harga emas justru mengalami kenaikan dengan ditransaksikan naik dikisaran level US$2.034 per ons troy. 

Emas masih diuntungkan dari penurunan inflasi inti AS, sekalipun inflasi secara kesleuruhan menjadi kabar buruk. 

“Namun saya melihat potensi tekanan pada pasar keuangan di hari ini sangat terlihat, sekalipun emas berpeluang untuk bergerak berlainan arah,” pungkasnya. *(ika)