Mengusung tema “Leveraging
Sustainability”, di usia ke 14 PT PII berkomitmen untuk terus mendukung
pembangunan infrastruktur pada sektor yang lebih luas untuk menciptakan
kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.
“Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah
penduduk 270 juta, dengan geografi yang begitu luas, 3 zona waktu yang berbeda,
kebutuhan infrastruktur itu sangat nyata,” ungkap Menkeu dalam pidatonya.
Menkeu menilai, untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan bukanlah hal mudah, melainkan memiliki beberapa kendala yang harus
dihadapi.
Namun, sejak fondasi awal hingga 14
tahun berdirinya PT PII telah menorehkan banyak prestasi yang patut
diapresiasi, terutama dari sisi ekuitas yang terus bertambah.
“Dari mulai PMN pertama Rp1 triliun menjadi Rp10
triliun, kemudian organik naik jadi Rp16 triliun, untuk menjamin yang nilainya
di atas Rp90 triliun dengan nilai proyek Rp447 triliun. lebih dari 40 kali
leverage dari modal yang ditanamkan pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, Menteri Sri Mulyani juga mengapresiasi
PT PII yang telah berhasil merekam perjalanannya menjadi sebuah knowledge
berharga.
Dalam hal ini, kemudian dibentuklah
sebuah community of practice yang bekerja sama dengan banyak universitas dan
juga LPDP.
“Saya senang hari ini juga ada inisiatif untuk
bekerja sama dengan LPDP. LPDP sudah mengirimkan lebih dari 40.000 beasiswa
dalam dan luar negeri. Puluhan ribu harusnya community of practice nya di
kombinasikan dengan PT SMI institut itu jumlahnya harusnya sudah ribuan. Karena
14 tahun, 47 proyek, angkanya Rp474 triliun,” tukas Menkeu.
Selanjutnya Menteri berharap, di usia yang ke 14
ini PT PII dapat mengembangkan pengetahuannya, memperlebar ekosistemnya.
Meningkatkan jumlah praktisi,
memperluas kolaborasi dengan institusi lainnya yang terkait, serta terus
menerus mengembangkan reputasi.
Di saat yang sama, Menkeu juga
berharap PT PII dapat dengan serius mengatasi masalah climate change yang
berhubungan dengan penggunaan hutan, lahan, dan sektor energi.
Terakhir, Menkeu juga berpesan kepada seluruh
jajaran untuk dapat secara aktif mengidentifikasi, mengambil inisiatif serta
menyelesaikan masalah pembangunan infrastruktur di Indonesia.
*(jasmin)