SuaraTani.com – Medan| Kinerja bursa saham di Asia pada
perdagangan hari ini bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.
Kinerja ini menurut Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut),
Gunawan Benjamin juga akan diikuti indeks harga saham gabungan (IHSG).
Pelaku pasar masih menanti rilis data penting inflasi dari
AS maupun China. Sejauh ini, ekspektasi penurunan inflasi di AS berpeluang
membuat dolar AS menguat nantinya.
Sementara jika China berlanjut merealisasikan deflasi pada
bulan desember maka akan menjadi kabar buruk bagi pasar saham di Asia.
“IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan
menguat dikisaran 7.380, namun tren penguatan IHSG akan sangat terbatas dan
berpeluang untuk kesulitan menembus level 7.400,” sebut Gunawan di Medan, Senin
(8/1/2024).
Sementara itu, kata Gunawan, kinerja mata uang rupiah masih
bergerak sideways pada sesi perdagangan pembukaan. Rupiah masih berada dalam
rentang 15.500 hingga 15.510 pada perdagangan hari ini.
Sikap pelaku pasar yang lebih memilih untuk menunggu rilis
data inflasi membuat ruang pergeakan pasar keuangan termasuk rupiah akan bergerak
terbatas.
Di sisi lain, harga emas pada perdagangan hari ini
ditransaksikan dikisaran level US$2.043 per ons troy. Nyaris tidak mengalami
perubahan besar dibandingkan dengan kinerja harga emas di sei perdagangan akhir
pekan sebelumnya.
Investor juga masih
menanti bagaimana ekspektasi kebijakan Bank Sentral AS kedepan dari riis data
inflasi selanjutnya.
“Secara keseluruhan dalam perdagangan sepekan kedepan,
kinerja pasar keuangan di proyeksikan akan bergerak sideways. Sampai nantinya
rilis data inflasi AS dan China jelang akhir pekan diumumkan. Dan selama itu
pelaku pasar diproyeksikan akan lebih mengambil sikap wait and see,” pungkasnya.
*(ika)