Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

IHSG dan Rupiah Berpeluang Diperdagangkan di 2 Zona

Grafik pergerakan IHSG. Pada perdagangan hari ini, IHSG berpeluang berada di 2 zonasi.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Sejumlah kinerja bursa di Asia diperdagangkan di teritori positif walaupun dalam rentang penguatan yang terbatas.

Pelaku pasar hanya fokus menanti data investasi asing China (FDI/foreign direct investment) yang akan dirilis hari ini.

Sementara  data penjualan ritel AS di bulan Desember yang naik 0.6%, melebihi ekspektasi analis sebesar 0.4%, tidak mampu mendorong penguatan bursa di AS.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan dibuka menguat dikisaran 7.203 di sesi pembukaan perdagangan. Kinerja IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.180 hingga 7.230. 

IHSG masih berpeluang bergerak di 2 zona yang berbeda, dikarenakan pasar saham di Asia juga masih berpeluang untuk berbalik arah.

“Terlebih jika data investasi asing China (FDI/foreign direct investment) mengecewakan,” ujar Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Kamis (18/1/2024).

Sementara itu, mata uang rupiah ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini. 

Jika berkaca kepada kinerja imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang menyentuh 4.1%, pada dasarnya sangat berpeluang untuk menekan kinerja mata uang rupiah pada hari ini.

Namun, sejauh ini mata uang rupiah kinerjanya sudah sangat terbatas jika harus mengalami pelemahan. Dan di sesi perdagangan pagi rupiah masih bertahan di level 15.635 per dolar AS.

Jikalaupun rupiah mengalami tekanan lanjutan, rupiah akan berkonsolidasi terbelih dahulu dikisaran 15.670 hnggga 15.695. Rupiah masih berpeluang untuk menguat pada hari ini dengan mendekati level psikologi 15.600. 

Di sisi lain, membaiknya imbal hasil US Treasury ditambah dengan rilis data penjualan ritel AS yang melebihi ekspektasi justru memicu terjadinya pelemahan pada harga emas. 

Harga emas saat ini ditransaksikan lebih rendah dari perdagangan kemarin di kisaran level US$2.010 per ons troy.

Sejauh ini, pelaku pasar menterjemahkan data penjualan ritel sebagai kemungkinan bahwa pemotongan bunga acuan sekalipun terjadi di tahun 2024. 

Namun besaran penurunannya tidak akan signifkan atau bahkan lebih sedikit dari ekspektasi sebelumnya. 

“Dan tekanan pada pasar keuangan dan harga emas berlanju,t jika seandainya rilis data klaim pengangguran AS besok merealisasikan angka yang lebih baik dari ekspektasi,” pungkasnya. *(ika)