SuaraTani.com – Jakarta| Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, menghadiri Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo membahas kondisi perekonomian terkini dan persiapan Natal tahun 2023 dan tahun baru 2024 di Istana Negara pada Senin (11/12/2023).
Presiden memberikan arahan agar seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) memerhatikan serapan APBN hingga akhir tahun 2023.
Dalam keterangannya kepada awak media, Wamenkeu mengungkapkan bahwa Presiden menargetkan realisasi belanja K/L di atas 95%.
“Kami melihat bahwa itu masih sangat dimungkinkan kalau kita bisa memanfaatkan seluruh 2 sampai 3 minggu ke depan secara optimal,” ujar Wamenkeu.
Terkait dengan tahun 2024, Presiden menekankan pentingnya melihat stabilisasi harga dan memastikan kesiapan memasuki tahun 2024 dalam pelaksanaan APBN.
“Kepada Kementerian/Lembaga juga diarahkan supaya bisa mulai melaksanakan APBN seawal mungkin sedini mungkin sejak bulan Januari,” kata Wamenkeu.
Mengenai penyaluran transfer ke daerah, Wamenkeu mengatakan Kementerian Keuangan akan mempercepat pelaksanaannya pada akhir tahun ini.
“Estimasi kita akan ada transfer dan moga-moga nanti bisa melengkapi kesiapan pemda juga untuk memaksimalkan penyerapan anggaran di tahun 2023 sehingga mendapatkan efek maksimal kepada pertumbuhan ekonomi kita,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wamenkeu juga menjelaskan kondisi ekonomi global dan negara maju, seperti Amerika Serikat yang sudah mulai ada moderasi dalam indikator ekonominya, baik dari sisi tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, maupun inflasi.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih lemah, tapi lebih baik dari estimasi beberapa bulan yang lalu. Sementara, pertumbuhan ekonomi Eropa masih cukup berat dan negatif.
“Moga-moga ini bisa segera selesai sehingga kita akan menutup tahun 2023. Estimasi Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi masih di sekitar angka 5,0%,” kata Wamenkeu.
Adapun inflasi Indonesia masih cukup terkendali di level 2,9%. Namun demikian, Wamenkeu mengingatkan untuk memberi perhatian khusus pada inflasi harga pangan.
“Apalagi menuju akhir Desember dimana Natal dan tahun baru juga biasanya meningkatkan permintaan atas beberapa produk-produk pangan. Secara khusus, kita memperhatikan beberapa harga produk tadi telah dilaporkan juga kesiapan stok kita terkait dengan beras, jagung, dan komoditas-komoditas lainnya,” jelas Wamenkeu. *(desi)