Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

IHSG dan Rupiah Ditutup Beda Arah, Harga Emas Stabil

Grafik pergerakan IHSG. Pada perdagangan hari ini, IHSG mampu ditutup menguat mengikuti kinerja bursa saham Asia lainnya.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup naik 0.52% di level 7.125,31. 

IHSG tidak sendirian, sejumlah bursa di Asia juga ditutup menguat pada perdagangan hari ini.Kinerja IHSG pulih seiring dengan asing yang membukukan transaksi beli bersih senilai Rp176 miliar.

“Penguatan pada bursa saham terjadi jelang rilis data inflasi AS dan keputusan bunga acuan The FED pada perdagangan besok,” sebut Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Selasa (12/12/2023).

Sementara itu, mata uang rupiah pada perdagangan hari ini disebutkan Gunawan ditutup melemah. Rupiah bahkan sempat melemah mendekati level 15.650 per dolar AS. 

Namun, rupiah mengurangi kerugiannya dengan berbalik arah, meskipun tetap melemah di level 15.615 per dolar AS di sesi penutupan perdagangan. 

Memburuknya imbal hasil US Treasuri 10 tahun selama sesi perdagangan di Asia tidak mampu mendorong penguatan pada mata uang rupiah.

Sementara itu, harga emas terpantau stabil di level $1.985 per ons troy. Harga emas relatif tidak mengalami perubahan kinerja jelang rilis data inflasi maupun kebijakan suku bunga acuan The FED. 

“Kinerja harga emas berpeluang bergerak sangat volatile saat rilis inflasi, maupun jelang keputusan bunga acuan nantinya,” sebutnya.

Secara keseluruhan, lanjut Gunawan, baik pasar keuangan maupun harga emas akan lebih jelas pergerakannya setelah The FED memberikan isyarat kebijakan ekonominya kedepan. 

Sejauh ini, baik investor domestik maupun investor global cenderung memiliki analisis yang beragam menyikapi perkembangan situasi terkini ekonomi AS maupun global, yang pada akhirnya membuat kinerja pasar saham sangat volatile. 

Ditambah dengan ketidakpastian ekonomi global yang kian memburuk, seiring dengan melemahnya harga minyak mentah dunia yang lebih menggambarkan kemungkinan terjadinya resesi. 

‘Untuk perdagangan besok, kinerja IHSG maupun rupiah masih berpeluang untuk bergerak di 2 zona. Dan sejauh ini gambaran kemana arah pergerakannya belum mampu diperlihatkan oleh indikator ekonomi yang ada,” pungkasnya. *(ika)