Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Emas Berpeluang Naik dalam Jangka Pendek

Seorang penjual menunjukkan emas batangan Antam. Pada perdagangan hari ini kinerja harga emas membaik.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu mempertahankan kinerja positif pada perdagangan hari ini. 

Rencana The FED yang akan memangkas bunga acuan sebanyak 3 kali di tahun depan, menjadi pemicu membaiknya kinerja pasar saham di tanah air, sehingga IHSG ditutup menguat 1.46% di level 7.176,02, atau naik 100 poin.

Tidak hanya IHSG, sejumlah bursa di Asia juga turut diperdagangkan menguat pada hari ini, kecuali bursa Nikkei Jepang yang justru mengalami pelemahan.

“Pasar keuangan tengah merespon positif kebijakan Bank Sentral AS,” ujar Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Kamis (14/12/2023).

Selain IHSG, mata uang rupiah juga menguat tajam, bahkan sempat menyentuh 15.460 per dolar AS sebelum akhirnya ditutup di level 15.495 per dolar AS. 

Pasar tengah berpesta dengana rah kebijakan Bank Sentral AS yang menilai bahwa laju tekanan inflasi di AS sesuai dengan harapan The FED.

Harga emas disisi lainnya juga mengalami kenaikan dan tetap berpeluang naik dalam waktu dekat. Harga emas saat ini ditransakksikan di level US$2.038 atau membaik dari posisi perdagangan pagi yang sempat ditransaksikan di kisaran level US$2.033 per ons troy nya. 

“Potensi penguatan harga emas berpeluang berlanjut, karena dari sisi tekanan mata uang dolar AS mereda seiring dengan kebijakan moneter yang lebih menguntungkan emas,” sebut Gunawan.

Hanya saja lanjut Gunawan, euphoria yang terjadi di pasar keuangan saat ini berpeluang tidak akan bertahan lama. 

Pelaku pasar selanjutnya akan melihat perkembangan ekonomi AS terkait dengan kinerja pertumbuhan ekonominya. 

Sejauh ini, ada kemungkinan dimana laju pertumbuhan ekonomi AS masih akan terjaga dan akan terhindar dari kemungkinan terjadinya resesi.

Akan tetapi semua indikator ekonomi menunjukan bahwa perlambatan ekonomi global sulit dihindarkan. Dan kinerja ekonomi global akan lebih banyak menjadi sentimen negatif pasar kedepan. 

“Namun setidaknya sejauh ini tidak ada kekhawatiran yang berlebihan terhadap tekanan ekonomi di tahun depan yang dipicu oleh tren kenaikan bunga acuan,” pungkasnya. *(ika)