Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Berpeluang Menguat, Pelaku Pasar Fokus pada Rencana Kebijakan Suku Bunga Acuan The FED

Grafik pergerakan IHSG. di perdagangan hari ini, IHSG berpeluang bergerak menguat, meski ada kecenderungan melemah.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Pelaku pasar memberikan respon positif  data inflasi AS yang masih sesuai ekspektasi yakni inflasi inti 4%, dan inflasi secara keseluruhan 3.1%. 

Inflasi inti yang lebih banyak dijadikan tolak ukur untuk memproyeksikan besaran suku bunga maupun arah kebijakan The FED nantinya. 

Respon positif terlihat dari bursa saham AS yang mampu ditutup menguat, sementara bursa di Asia pada perdagangan pagi juga bergerak sideways dengan kecenderungan menguat. 

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sendiri berpeluang bergerak seirama meskipun kecenderungan untuk melemah sangat terbuka. 

“IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.070 hingga 7.130. Dan di sesi perdagangan pagi ini, IHSG dtransaksikan menguat dikisaran level 7.100,” ujar Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (13/12/2023).

Sementara itu, mata uang rupiah berpeluang ditransaksikan dikisaran 15.600 hingga 15.650 per dolar AS. Dan pagi ini mata uang rupiah sedikit menguat di level 15.605 per dolar AS. 

Kinerja mata uang rupiah masih dibayangi oleh kebijakan bank Sentral AS malam nanti, sehingga respon atas kebijakan tersebut baru akan sangat dirasakan pada perdagangan besok. 

Dan sangat ditentukan bagaimana sikap The FED terkait dengan perekonomian di AS serta dampaknya terhadap kebijakan suku bunga acuan.

“Secara keseluruhan, respon pelaku pasar baru akan terlihat pada perdagangan besok. Pergerakan IHSG dan Rupiah sejauh ini bergerak atas ekspektasi yang lebih condong kepada kemungkinan sikap hawkish yang akan ditunjukan oleh The FED,” sebut Gunawan. 

Tidak hanya IHSG dan rupiah, harga emas juga tengah menanti bagaimana arah kebijakan The FED nantinya.

Harga emas sejauh ini diitransaksikan melemah dikisaran US$1.982 per ons troynya, terpuruk sangat dalam setelah sempat mencapai level tertinggi di US$2.100 per ons troy. 

Pelemahan harga emas ini juga dikarenakan oleh kekuatiran rencana pemotongan suku bunga acuan The FED akan tertunda di tahun 2024 mendatang. *(ika)