Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bapanas Dorong Peningkatan Produksi dan Produktivitas Industri Gula Nasional

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, saat menjadi pembicara di acara National Sugar Summit (NSS) 2023 yang diselenggarakan AGI, IKAGI, dan ID FOOD di gedung WRT Jakarta (13/12/2023).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus mendorong upaya peningkatan produksi dan kerja sama dengan negara-negara sahabat yang dilakukan oleh BUMN, asosiasi, maupun pelaku usaha pangan.

Hal ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan gula konsumsi,

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan, pemerintah siap memberikan dukungan terhadap segala upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, baik melalui produksi maupun importasi.

"Karena kita masih membutuhkan importasi, maka yang bisa memberikan atau bisa menambah lahannya, menambah lahan tanamnya, menambah produktivitasnya, atau meningkatkan rendemennya mestinya dikasih reward. Nah ini kita akan carikan polanya," beber Ketut.

Sebagaimana diketahui Produktivitas tebu di Brazil dapat mencapai angka 135 ton/ha dengan rendemen di atas 13%, sementara produktivitas tebu Indonesia baru mencapai 61,5 ton/ha dan rendemen 7,3%. 

Sedangkan kebutuhan gula nasional mencapai 3,4 juta ton dengan perkiraan produksi 2,2 juta ton. Sehingga masih dibutuhkan 1,2 juta ton (30%) pengadaan dari luar negeri.

Untuk itu Bapanas mendukung upaya peningkatan produksi serta produktivitas tebu dan gula dengan target produktivitas 93 ton/ha.

Penambahan areal tanam 700.000 ha, rendemen hingga 11%, dan peningkatan kesejahteraan petani tebu sesuai amanat Perpres 40/2023.

Adapun Persetujuan Impor (PI) tahun 2023 yang telah diberikan kepada para pelaku usaha baru dapat direalisasikan penuh pada pertengahan Januari 2024 mendatang.

Mengingat naiknya harga gula internasional akibat tingginya biaya produksi, penurunan produksi akibat perubahan iklim, serta kebijakan restriksi ekspor dari negara produsen. *(putri)