Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bangun Generasi Emas 2045 Lewat 1.000 Hari Pertama Kehidupan

Fillet ikan tilapia sebagai sumber protein sangat baik bagi tumbuh kembang anak. foto: suaratani-ist

SuaraTani.com - Medan| Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) memperluas kampanye makan ikan untuk menekan prevalensi stunting.

Menurut Pj Gubenur Sumut Hassanudin, penurunan stunting merupakan tanggung jawab bersama. Tanggung jawab moral dan kepedulian semua pihak. 

"Bagaimana menyiapkan generasi yang cerdas dan sehat untuk Indonesia lebih maju. Sehingga diperlukan kolaborasi yang baik dalam menekan angka tersebut,” kata Pj Gubenur Sumut Hassanudin.

Hassanudin mengatakan itu saat menghadiri kegiatan Hari Makan Ikan di Rumah Pangan di Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Kamis (14/12/2023).

Pj Gubernur mengatakan, Sumut miliki target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024, dari tahun sebelumnya sebesar 21,1%.

Karena itu, ia berpesan kepada ibu-ibu agar dapat menyediakan menu berbahan ikan dalam setiap makanan di keluarganya masing-masing.

“Saya titip ke ibu-ibu, kita siapkan generasi emas Indonesia, khusunya Sumut, agar bonus demografi ini, kita memiiliki generasi emas yang sehat, cerdas,” harapnya.

Bangun Generasi Emas

Membangun Generasi Emas 2045, para perempuan Indonesia khususnya kaum ibu diimbau agar memperhatikan asupan makanan anak-anak. Khususnya pada usia 1.000 hari pertama kehidupan. 

Seperti yang disampaikan dr Satrio BP M.Ked (Ped), Sp.A, praktisi kesehatan sekaligus IG dan TikTok Influencer.

Ia mengatakan, dalam memberi makan anak itu bukan asal kenyang. Perhatikan nutrisinya. 

"Selama ini, kita orang Indonesia ‘kan terbiasa mengonsumsi banyak karbohidrat. Utamanya nasi. Hasilnya kita gampang kenyang tapi juga gampang lapar. Nah, kita harus ubah mindset kita tentang pola makan sehat,” kata dr Satrio.

Hal itu disampaikannya pada acara Regal Springs Health Talk ke-5 mengangkat tema "Makan Ikan, Investasi Cerdas untuk Generasi Emas" yang dikutip Senin (18/12/2023).

Menurutnya, makan karbohidrat saja tidak akan membangun otak anak dengan baik. Otak anak yang dibentuk di 1.000 hari pertama kehidupan, membutuhkan asupan protein dan nutrisi. 

Ini disebut periode emas. Kekurangan gizi pada periode 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. 

"Karena itu, para ibu perlu memperhatikan kebutuhan protein untuk tumbuh kembang anak,” ungkapnya dalam acara virtual yang dipandu Dedi Kendor.

Tumbuh kembang anak, tidak hanya perubahan pada fisik, tapi juga emosional, pikiran, dan linguistik anak. 

Perubahan antropometri --- berat dan tinggi badan --- pada anak terjadi dalam jangka waktu tertentu. Penentunya antara lain genetik, hormon, kesehatan, dan lingkungan.

Banyak ibu yang fokus memberi nasi untuk anak-anaknya. Juga menghindari pemberian lemak untuk anak-anaknya. Padahal, lemak juga perlu untuk tubuh. Kolesterol juga perlu. 

“Nah, yang perlu diperhatikan adalah, lemak apa yang dikonsumsi. Lemak ikan justru bagus,” sebut dr Satrio. 

Makan ikan, lanjutnya, sangat baik untuk tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama kehidupan. Bahkan lebih baik dan lebih murah dibanding makan daging. 

Ikan tinggi protein, sehat, dan mudah dicerna. Asam amino Taurin yang terkandung dalam ikan berfungsi merangsang pertumbuhan sel otak anak balita yang dibentuk dalam dua tahun.

“Ikan tilapia adalah salahsatu sumber makanan bergizi yang baik untuk anak-anak. Ikan Tilapia tinggi protein tanpa lemak, tetapi rendah kalori, dan karbohidrat. Ikan tilapia mengandung Vitamin B12, vitamin D, magnesium, serta nutrisi penting lainnya,” jelasnya.  .

Secara umum, kata dia, ikan mengandung omega 3 yang sangat penting bagi perkembangan jaringan otak, mencegah terjadinya penyakit jantung, stroke, dan darah tinggi. 

Ikan juga mengandung iodine, protein, selenium, omega 3, berbagai vitamin seperti vitamin A, vitamin D, serta vitamin B12.

Bahkan untuk mencegah defisiensi vitamin D, selain sinar matahari, mengonsumsi bahan makanan yang secara secara natural memiliki vitamin D juga dianjurkan. Di antaranya ikan salmon, tilapia, tuna.

Tilapia Sebagai Sumber Protein 

Sementara itu, Ratna Yudhytia dari Regal Spring Indonesia (RSI) mengatakan, hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, sangat cocok makan ikan tilapia sebagai sumber protein. 

“Regal Spring Indonesia membesarkan ikan Tilapia dengan standar tertinggi, agar mutu dan kualitas produk tetap terjamin hingga sampai ke konsumen," katanya.

RSI, lanjutnya, membudidayakan ikan tilapia di perairan Danau Toba, dengan cara yang bertanggungjawab untuk keberlangsungan lingkungan. 

Hasilnya adalah daging premium ikan tilapia, putih, berlapis, dan lezat, mengandung asam lemak esensial dan protein yang tinggi. 

“Ikan tilapia RSI aman dikonsumsi, bebas hormon pertumbuhan, tidak menggunakan antibiotik dan pastinya mudah diolah," katanya di acara yang sama. 

RSI mengambil bagian menyukseskan program Indonesia Emas dengan produk-produknya. 

“RSI ikut mempersiapkan anak/bayi/remaja menuju Indoneia Emas 1945, lebih maju, kemampuan luar biasa dan masuk dalam Top Five dunia,” kata Ratna. * (junita sianturi)