Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Awal Pekan, IHSG dan Rupiah Dibuka Melemah

Seorang warga menunjukkan uang kertas rupiah. Di awal perdagangan pekan ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar AS.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Di pekan ini ada banyak agenda penting yang akan membuat kinerja pasar keuangan bergerak atraktif. 

Akan tetapi waspadai kemungkinan bahwa pasar keuangan bisa saja bergerak volatile dengan rentang pergerakan yang sangat lebar.

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, 3 agenda yang paling dinanti adalah rilis data inflasi di AS, keputusan suku bunga acuan serta testimoni oleh Bank Sentral AS. 

Inflasi inti maupun inflasi secara keseluruhan bisa saja tidak jauh dari proyeksi, sementara suku bunga acuan Bank Sentral AS diproyeksi akan tetap dipertahankan. 

“Namun arah kebijakan Bank Sentral AS kedepan, ditambah dengan gambaran ekonomi secara menyeluruh dalam pidato Gubernur Bank Sentral AS lebih menentukan kinerja pasar keuangan,” ujar Gunawan Benjamin di Medan, Senin (11/12/2023).

Pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah bursa saham di Asia ditransaksikan di teritori negatif. Sehingga diproyeksikan Indeks  harga saham gabungan (HSG) akan bergerak seirama dengan kinerja bursa saham di Asia. 

IHSG di pekan ini berpeluang bergerak dalam rentang 7.000 hingga 7.150. Dengan perlu mewaspadai kemungkinan agenda ekonomi yang lebih buruk dan terlalu jauh dari ekspektasi.

Pada sesi perdagangan pagi ini, IHSG ditransaksikan melemah di level 7.130. Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan melemah di level 15.600 dolar AS pada sesi perdagangan pagi. 

“Jelang keputusan Bank Sentral AS Rupiah kerap mengalami pelemahan. Dipekan ini rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 15.500 hingga 15.650 per dolar AS,” sebut Gunawan.

Di sisi lainnya, lanjut Gunawan, kinerja harga emas ditransaksikan melemah mendekati level US$2.000 per ons troy pada awal pekan ini. 

Harga emas diproyeksikan masih akan mengalami pelemahan jelang keputusan Bank Sentral AS, walaupun akan berkonsolidasi dilevel psikologis US$2.000. Sejauh ini pelaku pasar masih mencermati bagaimana arah kebijakan The FED kedepan.

Nada kebijakan Bank Sentral AS akan sangat menentukan kinerja harga emas nantinya, dan rilis data inflasi AS menjadi pembuka bagaimana emas merespon data tersebut nantinya. 

“Dan secara kesleuruhan pasar keuangan dan harga emas sangat bergantung dengan bagaimana prospek suku bunga kedepan serta kebijakan yang akan di ambil oleh Bank Sentral AS,” pungkas Gunawan. *(ika)