SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir pekan ini ditutup melemah 0.29% di level 7.059,91, dimana asing membukukan transaksi jual bersih Rp111 miliar.
Kinerja IHSG seirama dengan mayoritas bursa di Asia yang ditutup terkoreksi pada perdagangan hari ini.
Meskipun terkoreksi, tetapi menurut Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, kinerja IHSG di akhir pekan ini masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja akhir pekan sebelumnya yang berada di level 7.009,63.
“Sejumlah agenda penting ekonomi global yang terjadi dalam sepekan terakhir tidak membebani kinerja pasar saham secara keseluruhan. Kinerja IHSG sangat atraktif di pekan ini, dan cukup kuat bertahan di atas level 7.000,” ujar Gunawan di Medan, Jumat (1/12/2023).
Sedikit berbeda dengan IHSG, kinerja mata uang rupiah di akhir pekan ini justru mampu ditutup menguat di level 15.480 per dolar AS, setelah sempat melemah pada sesi pembukaan perdagangan.
Rupiah sempat ditransaksikan melemah hingga mendekati level 15.550, sebelum akhirnya berbalik menguat hingga penutupan perdagangan.
Penurunan imbal hasil US treasury baik tenor 10 tahun dan 2 tahun disebutkan Gunawan menjadi salah satu pendorong menguatnya mata uang rupiah.
Kinerja mata uang rupiah di akhir pekan ini juga masih lebih baik dibandingkan dengan kinerjanya di akhir pekan sebelumnya.
Melemahnya dolar AS seiring dengan sejumlah indikator ekonomi AS yang mendorong ekspektasi bahwa siklus kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS sudah terhenti.
“Bahkan ekspektasi yang berkembang selanjutnya adalah potensi penurunan suku bunga acuan di tahun depan,” sebutnya.
Kabar tersebut bukan hanya mendorong penguatan pada mata uang rupiah saja. Harga emas juga mengalami kenaikan selama sepekan terakhir.
Dan di akhir pekan ini harga emas ditransaksikan menguat di level US$2.046,7 per ons troy nya. Jika dirupiahkan harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran level Rp1.022.000 per gramnya. *(ika)