Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wujudkan Generasi Emas 2045, Daerah Didorong Replikasi Program GENIUS

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo di acara Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (GENIUS) 2023 di Bogor, Rabu (22/11/2023).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Bogor| Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo, menyebutkan, salah satu kelompok sasaran yang perlu mendapatkan perhatian untuk penanganan rawan pangan dan gizi adalah anak usia sekolah.

Di tahun 2045, anak-anak sekolah ini akan memasuki usia produktif sehingga merupakan harapan untuk membentuk Generasi Emas 2045.

Hal ini dikatakannya pada Koordinasi kegiatan Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (GENIUS) 2023 Sinergi dengan Dharma Wanita Persatuan Badan Pangan Nasional di Bogor, Rabu (22/11/2023).

“Anak-anak usia sekolah dasar sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, sehingga asupan gizi yang baik sangat diperlukan untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 yang sehat, kuat, cerdas dan ceria” ungkap Nyoto.

Nyoto secara tegas menyebutkan bahwa hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, sebanyak 26,1% anak usia sekolah tidak sarapan, hal ini lah yang mendorong  Bapanas menginisasi kegiatan GENIUS. 

Kegiatan GENIUS sesuai dengan arahan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi yang menekankan pemenuhan gizi secara komprehensif karena berkaitan dengan kualitas SDM unggul di masa depan. 

Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memenuhi gizi masyarakat, khususnya generasi muda sebagai salah satu upaya menyongsong Generasi Emas 2045.

Sasaran kegiatan GENIUS sebanyak 25 ribu anak sekolah dasar, dilaksanakan di 50 kabupaten/kota dan tersebar di 10 provinsi. 

Penetapan lokasi didasarkan pada Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) pada prioritas 3, 4 serta berdasarkan angka Prevalensi of Undernourishmen (PoU) di tahun 2022.

“Salah satu indikator rawan pangan dan gizi, dapat dilihat dari angka Prevalence of Undernourishment (PoU). Pada tahun 2022, sebanyak 28,1 juta jiwa (10,21%) penduduk Indonesia mengkonsumsi energi (kalori) kurang dari standar minimum untuk hidup sehat, aktif dan produktif, dimana masih dibawah target dalam RPJMN sebesar 5% (tahun 2024) dan target SDGs ke-2 sebesar 0% (tahun 2030),” jelas Nyoto

GENIUS yang dilaksanakan di Kota Bogor telah dilakukan melalui pemberian kudapan pangan bergizi yang ke-20. 

“Memastikan agar kudapan itu bergizi, NFA menggandeng Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) untuk mendampingi Program Genius termasuk menu kudapan apa yang cocok sekaligus melakukan edukasi kepada siswa, orang tua, dan guru,” tutur Nyoto lebih lanjut.

Diharapkan pemberian kudapan tidak berakhir, namun bisa dilanjutkan oleh orang tua siswa atau pendampingan melalui PKK atau Dharma Wanita. 

Nyoto juga berharap agar daerah dapat mereplikasi kegiatan tersebut sehingga jangkauannya dapat lebih luas dan lebih banyak lagi penerima manfaatnya.

Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Bapanas, Tyas Sarwo Edhy, memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang telah berkolaborasi dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) atas terlaksananya kegiatan GENIUS dengan baik.

Ia berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan secara berkesinambungan.

“Kami harap pemberian kudapan pangan bergizi tidak berakhir di hari ini, tetapi dapat menjadi program berkesinambungan khususnya untuk DWP DKPP Kota Bogor, TP PKK Kota Bogor berkolaborasi dengan Tim AIPGI Jawa Barat yaitu IPB University serta melibatkan para pihak seperti komite sekolah” ujar Tyas Sarwo Edhy.

Sementara itu, Sekretaris Umum AIPGI, Budi Setiawan, saat ditemui pada kegiatan tersebut sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Bapanas melalui pemberian kudapan bergizi bagi anak usia sekolah dan berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut.

“Dalam pemberian kudapan ini kami fokus pada protein hewani di tambah dengan susu, sehingga total asupan yang berasal dari kudapan dan susu bisa mencapai 13 gram atau sekitar 25-30% dari kebutuhan protein anak sekolah” jelas Budi lebih lanjut. *(putri)