Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

TPID Sumut Rumuskan Upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Strategis

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Arief S Trinugroho menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah  Kabupaten/Kota se-Sumut dalam rangka menjaga stabilitasi pasokan dan harga pangan strategis di Sumatera Utara, di D'Prima Hotel Jalan Sultan Serdang Nomor 88  Tumpatan Nibung, Kec. Batang Kuis, Kab. Deliserdang, Kamis (2/11/2023) malam.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Deliserdang| Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) guna merumuskan kebijakan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan strategis dalam upaya pengendalian inflasi.

Ada 3 tantangan struktural yang berpengaruh dan menjadi topik pembahasan dalam Rakor tersebut, yakni aspek produksi, distribusi, maupun permintaan di tingkat konsumen.

Pj Gubernur Sumut Hassanudin diwakili Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Arief S Trinugroho mengatakan, dari sisi produksi, permasalahan yang tengah dihadapi adalah perubahan iklim dan  cuaca ekstrem, seperti El nino yang tidak dapat dihindarkan di berbagai wilayah. 

“Kondisi ini dapat menimbulkan gagal panen, sehingga pasokan akan terganggu. Hal ini perlu diwaspadai agar tidak defisit pasokan pangan, terutama pada kota IHK (Indeks harga Konsumen),” kata Arief S Trinugroho saat membacakan sambutan Pj Gubernur Sumut di D'prima Hotel Kualanamu Deliserdang, Kamis (2/11/2023) malam.

Selanjutnya dari sisi distribusi, menurut Hassanudin, beberapa tantangan yang perlu segera diselesaikan adalah relatif panjangnya rantai distribusi, infrastruktur dan jaringan transportasi yang masih kurang memadai, dan  minimalnya literasi pemanfaatan teknologi digital, sehingga tantangan ini mendorong kenaikan harga yang cukup tinggi di tingkat konsumen.

“Untuk menjawab tantangan di sisi distribusi ini, kita perlu melakukan beberapa upaya seperti mendorong perluasan kerja sama antardaerah yang terintegrasi dan melakukan digitalisasi rantai pasok pangan agar kita dapat memotong rantai yang tidak perlu dalam proses distribusi,” ujar Hassanudin.

Kemudian dari sisi permintaan, Hassanudin meminta agar dilakukan penguatan nilai tambah sektor pangan sebagai pilar ekonomi, dengan cara melakukan hilirisasi pada produk hasil pertanian, khususnya tanaman hortikultura.

“Hal ini dapat meminimalisir meningkatnya permintaan ketika pasokan sedang terbatas, karena sudah tersedia banyaknya pilihan produk turunan hortikultura di pasar,” kata Hassanudin.

Kepala Perwakilan Bank Indonesi (BI) Provinsi Sumut, Wira Kusuma mengatakan, beberapa komoditas yang menjadi perhatian jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) di akhir tahun ini, antara lain minyak goreng, telur ayam, daging ayam ikan dencis, sawi hijau dan aneka cabai. Termasuk beras.

“Beberapa permasalahan masih membayangi inflasi pangan termasuk beras dari sisi produksi, distribusi dan konsumsi memerlukan solusi jangka pendek dan jangka menengah, ujarnya.

Sebagai “quick win”,  menurut Wira Kusuma, beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam 1-2 bulan ke depan antara lain mengantisipasi potensi peningkatan curah hujan, memperkuat koordinasi dan komunikasi dengan Satgas Pangan untuk mengawasi penjualan pangan, termasuk beras ke luar sumut.

Kemudian menurut Wira Kusuma, perlu juga pemanfaatan  Belanja Tidak Terduga (BTT)) dalam bentuk subsidi ongkos angkut bahan  pangan, serta dana dekon untuk pelaksanaan pasar murah.

“Bulog juga perlu mengawal impor beras ke Sumatera Utara untuk mengamankan pasokan. Ditambah optimalisasi peran BUMD atau PUD untuk stabiisasi pasokan dan harga,” pungkasnya.

Rakor TPID Sumut yang dilaksanakan selama 2 hari, 2-3 November 2023 dihadiri Kepala Perum Bulog Sumut Arif Mandu, Kepala Kantor KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas. *(wulandari)