Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rilis Inflasi Tak Beri Pengaruh Besar ke Pasar Keuangan

Grafik pergerakan emiten. Di perdagangan hari ini, pasar keuangan tidak banyak mengalami tekanan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Rilis data inflasi serta rilis kinerja sektor manufaktur di tanah air akan menjadi sentimen penggerak pasar dari dalam negeri pada hari ini. 

Rilis data kinerja manufaktur di tanah air masih mengalami ekspansi, karena besaran indeksnya ada di level 51.9. 

Meskipun besaran indeksnya lebih rendah dibandingkan dengan bulan September, sehingga tidak akan berpengaruh besar bagi kinerja pasar keuangan pada hari ini.

Sementara sentiment eksternal, akan datang dari Bank Sentral AS yang akan menetapkan besaran suku bunga acuannya besok. 

Kebijakan tersebut pada dasarnya tidak perlu dikuatirkan terlalu jauh, lebih baik melihat apa yang akan dilakukan The FED kedepan nantinya, atau melihat ulasan ekonomi AS yang disampaikan. 

“Saya tidak melihat ada potensi dimana kebijakan suku bunga acuan besok akan mempengaruhi pasar keuangan. Kecuali The FED menaikkan besaran bunga acuan dalam agendanya di pekan ini, “  kata Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (1/11/2023).

Gunawan menyebutkan, besaran inflasi di tanah air secara tahunan diperkirakan masih akan berada dikisaran 2.7%. Angka yang pada dasarnya belum harus dikhawatirkan terlalu jauh. 

Namun dari sisi eksternal, data Manufacturing PMI China versi Caixin pagi ini tercatat 49.5 atau menggambarkan bahwa kondisi manufaktur tengah mengalami terkontraksi. 

Besaran angkanya indeks manufakturnya sama dengan versi NBS sebelumnya. Pasar keuangan di Asia juga tidak begitu terpengaruh dengan rilis data manufaktur terbaru China. 

Di sesi perdagangan pagi ini sejumlah bursa di Asia bergerak stabil dengan kecenderungan menguat.  

IHSG dibuka menguat di level 6.767,15 pada sesi pembukaan perdagangan hari ini. dan berpeluang bergerak seirama dalam rentang 6.710 hingga 6.780 pada perdagangan hari ini.

“Namun, satu yang perlu diwaspadai adalah bahwa masih ada potensi dimana penguatan pada pasar saham bisa saja bersifat sesaat,” sebut Gunawan.

Di sisi lain, lanjut Gunawan, rupiah pada perdagangan hari ini bisa sedikit berbeda dengan kinerja IHSG. 

Mata uang rupiah berpeluang kembali melemah seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury 10 tahun yangsejauh ini berada di level 4.927%. 

Jika pada perdagangan hari ini imbal hasil tersebut bertahan hingga sesi penutupan, maka rupiah berpeluang ditransaksikan di level 15.890 hingga 15.940. 

Dan pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, rupiah ditransaksikan di level 15.895.

Sementara itu, harga emas sejauh ini ditransaksikan di level US$1.980 per ons troy. Harga emas masih kesulitan untuk menembus level US$2.000 per ons troy. 

“Pelaku pasar masih memantau dinamika konflik di Timur Tengah, dimana sejauh ini wacana serta arah kebijakan cenderung menunjukan adanya potensi eskalasi konflik yang lebih besar,” pungkasnya. *(ika)