Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

PLTS Terapung Cirata Katalis Baru Tumbuhnya Ekosistem Investasi Hijau Berkelanjutan di Tanah Air

Staf Khusus Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM RI, M. Pradana Indraputra.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Data yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa konsumsi listrik per kapita Indonesia pada 2022 mencapai 1.173 kWh/kapita. 

Diperkirakan angka ini akan terus naik sampai akhir 2023  hingga mencapai 1.336 kWh/kapita. Dengan jumlah konsumsi energi listrik yang terus meningkat, serta fokus pemerintah dalam penurunan emisi dan transformasi energi hijau. 

Karena itu, kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata menjadi kontribusi besar penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT). 

PLTS yang terletak di sebuah waduk di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini terdiri dari 13 pulau dengan lebih dari 340 ribu panel surya yang bisa menghasilkan listrik ke lebih dari 50 ribu rumah. 

Staf Khusus Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM RI, M. Pradana Indraputra, mengatakan, proyek dengan nilai investasi US$145 juta ini menjadi bukti komitmen kuat pemerintah dan investor dalam mendukung pengembangan energi terbarukan. 

“Kita butuh banyak terobosan seperti PLTS ini untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Saya harap PLTS Terapung Cirata ini dapat memacu partisipasi investor untuk terus mengembangkan proyek energi terbarukan di seluruh nusantara,” katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023). 

Pembangunan PLTS Cirata merupakan hasil kerja sama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) melalui PT PLN (Subholding PT PLN Nusantara) dan perusahaan energi UEA, Masdar. 

Adapun kepemilikan saham PLN Nusantara tercatat sebesar 51% dan Masdar 49%. 

“Kerja sama dengan Masdar dapat memperkuat sinergi untuk memajukan transisi energi di Tanah Air. Keahlian UEA di bidang energi terbarukan akan turut membantu mempercepat target netralitas karbon Indonesia, guna mencapai visi Indonesia bebas emisi pada 2060,” ujar Dana sapaan akrab nya. 

Stafsus Menteri Investasi termuda ini menilai prospek investasi dari pengembangan energi terbarukan sangat menjanjikan. 

“Dengan negara padat penduduk, pemanfaatan lahan perairan seperti danau, waduk, bahkan laut cukup compatible untuk pengembangan energi surya di Indonesia. Ditambah kondisi geo-klimatologi perairan Khatulistiwa Indonesia yang relatif tenang dan damai menjadi keunggulan sendiri. Hal ini memberikan peluang besar pembangunan PLTS terapung dengan biaya modal yang lebih rendah,” tambahnya.

Sebagai upaya meningkatkan Investasi Hijau terbarukan, lanjut Dana, Kementerian Investasi/BKPM RI juga bertekad untuk terus proaktif menjembatani kepentingan para investor dengan pelaku usaha serta pemerintah daerah, apabila ada yang hendak menanamkan modal di sektor energi terbarukan. 

“Tidak hanya tenaga surya namun kami mengharapkan adanya perluasan pengembangan sektor energi terbarukan seperti, Pembangkit Listrik Tenaga Air, dan Panas Bumi.” sambungnya. 

PLTS Terapung Cirata yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 November 2023 lalu memiliki kapasitas sebesar 192 MWp. PLTS Cirata digadang menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara. *(ika)