Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Joe Biden akan Bertemu Xi Jinping, Pelaku Pasar Memilih Wait and See

Grafik pergerakan emiten. Di pekan ini, pelaku pasar akan bersikap menunggu.suaratani.com-dok

SuaraTani.com -  Medan| Lembaga pemeringkat internasional Moody’s menurunkan outlook rating kredit AS menjadi negatif di akhir pekan.

Keputusan tersebut seharusnya tidak akan berpengaruh besar terhadap kinerja pasar keuangan di Asia. Walaupun terlihat posisi Dow Futures terpantau berada di zona merah pada perdagangan hari ini.

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar tengah fokus pada pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden.

"Hanya saja, pertemuan yang akan membahas isu-isu ekonomi strategis tersebut masih belum bisa dipastikan akan membawa kabar positif di pekan ini," kata Gunawan di Medan, Senin (13/11/2023).

Pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah kinerja indeks bursa di Asia bergerak sideways dengan kecenderungan menguat.

Pelaku pasar akan menanti rilis data inflasi AS pada perdagangan besok, yang akan menjadi motor penggerak pasar selanjutnya.

Data inflasi tersebut disebutkan Gunawan nantinya akan jadi pembanding terhadap pidato The FED di pekan sebelumnya yang dinilai bernada hawkish.

Indeks indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini berpeluang ditransaksikan di kisaran level 6.780 hingga 6.830.

Pelaku pasar pada hari ini akan bersikap wait and see ditengah minimnya rilis data ekonomi selama sepekan kedepan.

IHSG pada sesi pembukaan perdagangan ditransaksikan naik tipis di kisaran level 6.832,53. Dan selama sepekan ini, pasar saham berpeluang mendapatkan banyak kejutan yang tak terduga.

"Namun perlu juga untuk diwaspadai kejutan pasar yang justru berpeluang menekan kinerja pasar saham," sebut pria berkaca mata ini.

Sementara itu, lanjut Gunawan, mata uang rupiah diproyeksikan akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah pada perdagangan pekan ini.

Imbal hasil US Treasury dan US$ Index mengalami penguatan tipis.

Mata uang rupiah diproyeksikan masih akan cukup stabil dikisaran 15.650 hingga 15.700. Pada perdagangan pagi ini rupiah masih cukup stabil dikisaran 15.690 per dolar AS. 

Dan kejutan pada  mata uang rupiah diproyeksikan akan terjadi di pekan ini, dimana data inflasi AS akan menjadi penggerak kinerja mata uang dunia.

"Mata uang rupiah memiliki potensi kemungkinan yang sama besar baik untuk menguat maupun sebaliknya," lanjutnya.

Hal yang sama juga ditunjukan oleh harga emas, dimana pada pagi ini ditransaksikan di stabil di level US$1.940 per ons troy.

Emas masih cukup stabil setelah sempat terpuruk di akhir pekan pada perdagangan waktu Amerika. *(ika)